Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Putri yang Tak Pernah Mandi

29 Mei 2019   14:10 Diperbarui: 29 Mei 2019   17:44 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi pengen buru-buru ketemu Putri nih...

^^^^^

Muka Putri cemberut.

Dia mendadak BT banget begitu diberitahu shanaz tentang pertemuannya dengan Rudy temo hari.

"So..., Neng Puput teh kudu mandi ya kalo pengen arjunanya nerusin PDKT-nya," usul Shanaz sungguh-sungguh. "Minimal sehari sekali deh. Kalo udah belajar sehari sekali trus dua kali sehari. Dijamin, badan dan wajahmu akan terlihat lebih seger-ger-ger..."

"Males, ah..." Putri masih berusaha menghindar.

"Ya sudah, kalo kamu nggak mau, biar aku aja yang melanjutkan pendekatan ke Rudy. Dia emang cowok perhatian kok..."

Diledek gitu, Putri jadi panik. Sejujurnya, mana rela dia kalo Rudy malah jadi dideketin Shanaz.

"Lagian, sapa tahu gatelnya kulit kamu waktu itu karena akibat kamu nggak pernah kamu nggak mandi itu."

"Ih, enggak lagi. Cuaca aja yang berdebu begini bikin kulitku gatel-gatel."

Shanaz mengangkat bahu. "Terserah deh... Gua kan nyaranin yang baik sama kamu, Put... Kalo kamu nggak merasa butuh, ya nggak pa-pa." Shanaz hendak berlalu dari hadapan Putri dengan sengaja berjalan memutar sehingga tengkuk Putri terlihat jelas.Rambut Putri yang pendek itu memudahkan Shanaz melihat ada yang lain di sekitar bawah kuping Putri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun