"Lha itu sih... Sampe orangnya udah jauh, wanginya masih tertinggal."
"Itu sih bukan wanginya aja non, tapi karena kamu udah kesengsem sama kehadirannya."
Putri menatap Shanaz sebel. Kok bisa dia nyimpulin gitu?
"Heh, Put... Mata lo itu nggak bisa nipu. Daritadi ngikutin kemana aja si Rudy itu pergi. Udah deh, nggak perlu boong lagi." Bukannya berhenti goda, Shanaz makin seneng aja nampaknya melihat Putri jadi salah tingkah begitu.
Sekarang Putri benar-benar nggak bisa komentar lagi. Dia pura-pura liat ke arah lain. Ada rasa malu di hatinya begitu diketahui kalau Shanaz menangkap ia sedang mengagumi Rudy. Padahal dia udah setengah mati menyembunyikan lho... Ketahuan juga ya?
"Nggak usah kagok gitu dooonngg... Kayak nggak kenal gue aje lu...," hibur Shanaz begitu menangkap kebingungan Putri. "Gua kenal kok sama yang namanya Rudy itu."
"O ya?" wajah Putri mendadak berbinar.
Kepala Shanaz angguk-angguk. "Tetangga kompleks."
"Ya ampun, Naz... Punya tetangga se-lucu itu kok disembunyiin dariku sih?"
Ganti Shanaz yang bingung dituduh begitu. Alhasil sehabis itu mereka saling ejek-ejekan membuat sisa hari menjadi lebih sangat berarti. Apalagi sesekali Rudy terlihat menoleh dan tersenyum. Wuiiihhh...., makin berbunga-bunga deh hati Putri.
^^^^^