Tetapi karena nama itu diberikan oleh orang tuanya. Ia harus menerima dan berbangga atas nama yang sudah disandangkan oleh kedua orang tercinta. Biasa oleh teman dan keluarga besarnya, ia dipanggil Bernard. Usianya saat ini adalah dua puluh enam tahun. Ia bekerja di salah satu perusahaan swasta di daerah Tangerang, Indonesia.Â
Ia baru saja menyelesaikan kuliah program pascasarjana Master of Accounting dari salah satu universitas swasta favorit di Jakarta yaitu Universitas Tarumanegara di tanggal 20 Maret 2015 ini.Â
Sebelumnya, ia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Dunia Ekonomi Akuntansi adalah media mata pencaharian Bernard.
Tetapi yang menjadi persoalan adalah salah satu hobbynya yaitu menulis, tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang telah digelutinya hampir sepuluh setengah tahun belakangan ini.Â
Hati kecilnya berkata dengan menulis beberapa cerita pendek (baca cerpen) ataupun novel, ia bisa menuangkan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya ke dalam sebuah rangkaian cerita dan kabar gembiranya bahwa kegiatan ini sungguh menyenangkan adanya.Â
Dan kalau boleh diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Dengan senang hati, Bernard akan mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia untuk mempelajari bagaimana membuat sebuah tulisan menarik dan bisa bermanfaat untuk siapa saja yang mengkonsumsinya.Â
Sebelum menulis, Bernard merasa sepertinya ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya yang belum ia temukan. Akhirnya, ia mulai berkutat pada dunia tulis – menulis untuk menyuarakan aspirasi yang terpendam di dalam dirinya selama ini. Kepingan inilah yang selama ini hilang dari dalam dirinya.
Hobby Bernard yang kedua adalah mengajar. Beberapa tahun yang lalu ia sempat menjadi dosen pajak untuk mengampu beberapa matakuliah pajak di sebuah akademi pajak di Tangerang. Menjadi dosen pajak adalah salah satu passionnya.Â
Dengan mengajar, ia bisa berbagi ilmu kepada sesama, terutama karena jiwanya yang haus untuk menyemangati kaum muda Indonesia, supaya tidak ketinggalan dengan anak - anak muda dari negara lain. Ia selalu berpendapat bahwa belajar - mengajar adalah sebuah kegiatan yang paling tepat untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup seseorang. Masih banyak masyarakat Indonesia di pelosok desa – desa yang belum terjamah oleh pendidikan.Â
Sungguh miris mendengarnya. Karena alasan itulah yang membuatnya terjun sebagai dosen partimer untuk membantu program pemerintah dalam pemerataan pembangunan melalui sektor pendidikan. Setidaknya melalui menulis dan mengajar, ia bisa memberikan kontribusi semampunya untuk generasi penerus bangsa.
Bernard adalah anak bungsu dan hanya mempunyai satu orang kakak perempuan. Kakaknya tinggal dengan suaminya di Samarinda, Kalimatan Timur. Ia menjalankan franchise bisnis di bidang makanan dengan suaminya dan beberapa bisnis online di bidang lainnya. Sehingga, saat ini ia hanya tinggal bertiga dengan kedua orang tuanya.Â