Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stealthy

30 Agustus 2021   17:01 Diperbarui: 30 Agustus 2021   17:11 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Di tengah hutan, Rocky menghadang mereka dan hendak membunuh Katie dan ibunya. Ia masih berpikir untuk menjaga kedua bocah itu karena harus dalam keadaan murni untuk dipersembahkan kepada dewa Gohpa. Katie dilemparkan ke sebuah pohon Ek tua, seketika ia berusaha bangkit dan menuju kedua puteranya. Rocky berjalan ke arah ibunya dan menghantam wajahnya dengan balok yang digenggamnya sejak awal. Katie berusaha untuk menarik kedua puteranya dan terus berlari. Rocky berlari mengejar Katie kemudian dengan lincah melakukan salto dan menendang ulu hati Katie. Katie pingsan seketika. Dengan lengannya yang kokoh Robby memeluk pinggang kedua bocah itu dan membopong kedua puteranya menuju tempat persembahan dewa Gohpa.

“ Ayah, sakit yah. “ Ucap Austin sambil menangis

“ Ayah, kasihan Austin, ”  ucap Bryan sambil memegang lengan ayahnya. 

Rocky tidak perduli. Bryan menangis dan menyentuh pipi ayahnya.

“ Ayah, ayah tidak lupa dengan Bryan kan? Ayah yang biasa menggendong Bryan seperti ini setiap kali kita pergi ke pantai Beyhar. Ayah tolong ingat yah. Ayah, Bryan sayang ayah. Jangan bunuh Bryan yah. “ 

Rocky tidak membalas sepatahkata pun. Ia sudah sampai kembali di bangunan tua itu dan menaruh kedua puteranya di atas meja altar untuk dipersembahkan kepada dewa Gohpa. Ritual dimulai kembali dan tibalah saatnya untuk membelah Austin dan Bryan supaya dijadikan santapan bagi dewa Gohpa.

Dengan senyuman sinisnya Rocky menghunuskan pedangnya dan melompat ke arah patung yang dipercaya sebagai bentuk nyata dari dewa Gohpa. Tepat dibagian bawah patung terdapat beberapa zamrud bergambar kepala naga yang melingkari patung dewa Gohpa. Ia mencabik – cabik patung itu tanpa tersisa. Ia menghabisi para penjaga dan tidak lupa ia melempar kakek tua ke dalam kolam kecil di ujung altar. Kakek sialan yang terus memaksa Rocky untuk segera mempersembahkan kedua putera tercintanya kepada dewa Gohpa. Rocky kemudian melepaskan ikatan kedua puteranya dan memeluk kedua puteranya.

“ Maafkan ayah sayang. “  Ucapnya lembut sambil mencium kening kedua puteranya.

Mereka berlari keluar dari bangunan terkutuk itu dan meninggalkan para pemuja dewa Gohpa. Suasana di dalam ruang pemujaan berhala itu menjadi kacau, para pemuja berlari tanpa arah. Sepertinya, setelah dihancurkannya patung dewa Gohpa, mantra – mantra menjadi sirna dan para pemuja itu telah sadar kembali. Langkah kaki Rocky dan kedua puteranya terhenti pada sebuah jalan buntu yang dibatasi dengan sebuah tebing curam dengan sebuah jembatan yang terkoyak dan nyaris putus.

            Para warrior yang berjumlah lebih dari lima belas orang mengejar Rocky dan kedua puteranya. Mereka tersenyum puas karena Rocky telah sampai pada bibir tebing.

“ Serahkan kedua bocah itu, dan kami akan melepaskanmu. “ Ucap sang panglima

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun