" Bawa dia ke Rumah!"Â
" Baik Pa. Akan aku aku hadiahkan dia untukmu."
Fatah, Kakak Fitri yang kedua masuk ke rumah dengan tergesa-gesa. Dia ingin masuk ke dalam kamar Fitri, namun Rahman menahannya.
" Apa urusanmu di sini?" Bentak Rahman.
" Bagaimanapun dia adalah adikku. Kamu harus ingat itu." Sanggah Fatah.
Fatah menyingkirkan ayahnya dengan paksa. Dia segera masuk ke dalam kamar Fitri.Â
" Bagaimana kabar anakmu Fit?" Tanya Fatah sambil menutup pintu kamar Fitri.
" Dia baik mas. Lihat, tampan sekali bukan?"
" Persis seperti ayahnya." Fatah tersenyum.
Di ruang tamu, Ayu telah bersama ketiga anaknya yang lain, Farida, Fatimah dan Farhat. Mereka sebentar-sebentar mengintip Ayah mereka yang sedang berjaga sambil membawa perjalin. Mereka takut, kalau sewaktu-waktu Ayahnya lepas kendali dan memukuli Fitri.
" Ini kejadian yang sangat memalukan. Mestinya Fitri lebih cerdas." Fatimah memulai pembicaraan.