orang nomor satu di Fortissimo Films yang saat ini menjadi konsultan di FIP.
"Yang pasti, dengan pengalaman panjang FIP, kita yakin film ini akan menjadi suguhan yang berkualitas. Dengan
demikian penonton Indonesia akan mendapatkan mutu tontonan yang terjaga pula," Ujar Sheila Timothy sembari
merujuk nama Presiden FIP Tomas Jegeus, dan Michael Werner, orangorang penting di FIP yang menurutnya sangat
antusias menggarap film ini.
Sebagai catatan, di wilayah Asia, FIP juga telah bekerjasama dengan sejumlah sineas di Korea, memproduksi film
seperti “The Yellow Sea” (2010) arahan Na Hong-jin, dan pada tahun 2016 film “The Wailing, ” garapan sutradara
yang sama, bahkan masuk dalam Cannes Film Festival. Di Asia Tenggara, baru kali pertama, film Indonesia diajak
bekerjasama dengan FIP. Menurut Tomas Jegeus, 'Wiro Sableng' adalah proyek film pertama FIP dengan rumah
produksi di Asia Tenggara, yang menurut akan menjadi sangat istimewa dan akan menginspirasi.
Meski belum disebutkan akan dipasarkan di Eropa atau AS, pemerhati film Shandy Gasella bersaksi, sebenarnya Vino