Pertama, memasuki dunia seni peran adalah hak setiap orang. Kenyataannya, memang menggembirakan sekali. Kita bisa melihat sekian banyak aktor dan artis bermain dalam sinetron dan film sekarang ini. Hanya, saya menilai aktor dan artis sekarang kurang mengasah diri. Mungkin karena sejak awal mereka tidak mengetahui dunia seni peran itu seperti apa. Mungkin mereka tidak sempat belajar. Bukankah belajar itu tidak melulu lewat institusi formal? Kan bisa lewat buku dan sebagainya. Intinya, dalam pekerjaan apa pun pengasahan diri wajib kita lakukan. Mengapa ini saya katakan? Saya merasa sedih melihat mereka tidak tahu siapa Haji Usmar Ismail. Bahkan mereka juga tidak tahu gedung film itu ada di mana saja.
Apakah ini yang menjadi penyebab perfilman kita surut dan sinetron jadi pasang. Bagaimana Anda menyikapinya?
Bisa jadi begitu. Meskipun demikian sebenarnya saya melihat akting di sinetron maupun film itu tidak berbeda. Yang penting kita harus memberikan sesuatu yang diinginkan oleh cerita. Tapi intinya saya yakin dunia film kita akan bangkit lagi.
Dengan demikian perfilman Indonesia masih memiliki masa depan cerah?
Pasti. Dan itu tidak akan lama lagi. Apalagi dengan kondisi sumber daya manusia (SDM) yang ada sekarang, pasti perfilman kita akan maju. Sayang, SDM kita masih memiliki berbagai kekurangan. Untuk aktor dan aktris sudah lumayan. Hanya kurang polesan. Dari segi penulis skenario, sutradara, kita masih memiliki kekurangan. Mereka terlalu sibuk menggarap beberapa proyek. Bagaimana bisa merampungkan sebuah film yang bagus jika terlalu sibuk dengan banyak proyek? Ya, to? (Benny Benke-35)
tulisan ini pernah diunggah di laman http://www.suaramerdeka.com/harian/0608/20/bincang02.htm, dan http://www.suaramerdeka.com/harian/0608/20/bincang01.htm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H