Mohon tunggu...
Benito Rio Avianto
Benito Rio Avianto Mohon Tunggu... Dosen - Ekonom, Statistisi, Pengamat ASEAN, Alumni STIS dan UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Blogger, Conten Creator, You Tuber. Stay di Jakarta, tertarik dengan isu Ekonomi ASEAN dan perekonomian global. Aktif menulis di beberapa media. Menyukai pergaulan dan komunitas internasional. Berharap sumbangan pemikiran untuk kemaslahatan bangsa. Bersama Indonesia ASEAN kuat, bersama ASEAN Indonesia maju. https://www.youtube.com/watch?v=Y95_YN2Sysc

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Penggunaan Artificial Intelligence dalam Pengembangan Produk Pertanian demi Ketahanan Pangan ASEAN

22 Juli 2022   10:49 Diperbarui: 26 Juli 2022   07:22 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena tidak adanya kebijakan dan regulasi yang jelas seputar penggunaan AI tidak hanya di bidang pertanian tetapi secara umum, pertanian presisi dan pertanian cerdas menimbulkan berbagai masalah hukum yang seringkali tidak terjawab.

Ancaman privasi dan keamanan seperti serangan siber dan kebocoran data dapat menyebabkan masalah serius bagi petani. Sayangnya, banyak peternakan yang rentan terhadap ancaman ini.

Bagaimana AI harus dikombinasikan dengan teknologi lain

Pemanfaatan teknologi merupakan keniscayaan bagi upaya peningkatan produksi pertanian di Indonesia maupun ASEAN, terutama dalam konteks mutu dan daya saing. Ketersediaan inovasi teknologi juga merupakan salah satu kunci peningkatan kesejahteraan petani dan menarik minat generasi muda dalam menciptakan aneka peluang bisnis turunan.

Oleh karena itu, pemerintah pun memandang penggunaan teknologi modern di sektor pertanian menjadi pilihan mutlak. Sejumlah lembaga riset pemerintah, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT), dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, yang sejak tahun 2021 tergabung dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Selain itu sejumlah perguruan tinggi baik negeri dan swasta (seperti UGM, ITB, IPB, dll) terus menggiatkan penciptaan inovasi berorientasi pada kebutuhan pengguna industri sektor pertanian, terutama bagi para petani.

Dalam konteks pemanfaatan teknologi ini, Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif mengintensifkan produktivitas pertanian dengan mengimplementasikan teknologi/revolusi industri (IR) 4.0 di sektor pertanian.

Pada saat ini telah terdapat 5 (lima) teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu: Internet of Things (IoT), Computer Vision, Artificial Intelligence (AI), Human-Machine Interface (HMI), teknologi robotic, dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Kesemuanya itu mentransformasi cara manusia berinteraksi hingga pada level yang paling mendasar. Implementasi Industri 4.0 juga diarahkan untuk efisiensi dan daya saing (Media Indonesia, Januari 2020).

Peran Sektor Pertanian (Tanaman Pangan) di ASEAN

Di luar Singapura dan Brunei Darusalam, 8 (delapan) Negara Anggota ASEAN (AMS) diikat dengan ciri yang hampir sama, yaitu bercorak pertanian.

Di sejumlah negara, sektor pertanian masih jadi gantungan hidup penting hidup penting bagi sebagian besar warga.
Bahkan, sektor pertanian menjadi penopang utama ekonomi dan penyumbang penting devisa buat negara, seperti di Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun