Perempuan itu masih memandang ke arah langit, sambil sesekali ngupil, entah apa yang sedang di lihat di atas. Orang-orang yang lewat pun tak ada yang dihiraukan. Terlihat asik dengan apa yang dilakukannya. Mungkin hanya suara emaknya yang bisa membuat dia beranjak dari bangku itu.
"Mbak, permisi." seorang pemuda yang masih di atas motor menghampiri, sepertinya ada yang ingin ditanyakan
Ia hanya melihat pemuda itu.
"Mbak, tahu rumah Pak Karso?"
Dengan tangan kirinya menunjuk pada salah satu deretan rumah yang ada di seberang jalan setapak.
Pemuda itu mengikuti arah telunjuknya, dan mengira-ngira rumah yang dimaksud.
"Terima kasih, Mbak."
****
Pagi itu matahari tak akan muncul, sejak pagi mendung telah menyembunyikannya. Dia memandang lagi ke langit, lalu menggelengkan kepalanya. Duduk di depan teras rumah adalah pilihan yang tepat, karena sedetik kemudian hujan pun mengguyur bumi.
Suara deru motor mengagetkan dirinya, seseorang berlari ke arah teras, sepertinya ingin menumpang berteduh. Orang itu melepas helm, lalu tersenyum sambil mengangguk memberi hormat.
"Permisi, Mbak, saya numpang berteduh ya."