"Ha ha kamu ternyata suka bergurau juga ya."
"Tidak, Â aku memgatakan yang sebenarnya,ayo bermain lagi. Kita harus bersenang-senang."
Musi mulai terlihat serius dan tidak ingin melanjutkan bermain, tubunya segera merapat ke bumi duduk santai memperhatikan capung.
"Apa kamu sakit?"
Capung yang sedari tadi terbang kesana sini juga ikut berhenti, hinggap di tangkai sebuah tanaman.
"Aku tidak sakit, Â umurku memang pendek. Hanya sehari."
"Aku sudah menemukan teman baik hari ini, Â tapi ternyata takbisa lama bersama. Sepanjang bertemu siput aku selalu diejek saja."
"He he he, biarkan dia bicara sesuka dia, pepatah mengatakan siput menggonggong Musi pun berlalu. Ha ha ha."
Musi hanya tertawa geli mendengar kelakar capung.
"Kita nikmati usia yang diberi Tuhan dengan gembira, Â tidak perlu meresahkan kambing yang mengembik, Â burung yang mencicit, kuda yang meringkik. Lakukan tugasmu sebagaimana kamu diciptakan dengan sebaik-baiknya. Sabar dan tenang dalam menghabiskan usia sebelum waktunya pergi."
Musi hanya mengetip-ngetipkan mata mendengarkan ucapan capung, sesekali mengunyah rumput di depannya, Â sepertinya gosok gigi.