"Hidup bersama itu harus bahagia, Â jangan ada keterpaksaan, aku tak bisa memaksamu karena ini." aku buka map itu. Ada keraguan di matanya. Ah Johan mengapa kamu tercipta sulit untuk menentukan hati.
"Buatlah alasan tepat, Â agar perpisahan kita dipermudah. Uruslah segera tak apa-apa. Sambutlah masa depan yang sudah kau nanti dari lima tahun lalu."
"Terima kasih Sari."
Aku hanya mengangguk, Â menelan ludah yang terasa pahit.
"Besok, Â aku urus semua."
Aku mengangguk, "Iya, Â aku juga mulai berkemas."
Aku harus kuat, Â bisa menerima, Â ini bukan akhir segalanya. Aku sudah terlatih dari kecil untuk bisa menerima keadaan. Bukan lemah, Â tapi memberi kesempatan pada yang lain untuk bahagia. Walau sebenarnya itu tak mudah. Entah apa aku bisa menyimpan kenangan lima tahun dalam peti waktu. Tapi aku yakin semua akan baik-baik saja.
***
Berlanjut
Teras Cerita, 26.03.2020
swarnahati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H