mayat lelaki malang itu mereka menguburkannya
di suatu petang, di tanah pemakaman yang tak dikenal
dengan doa-doa yang dipanjatkan secara tulus dan khidmat
tiada istri, anak, atau pun saudaranya yang mengantarnya
hanya para tetangga dan sahabatnya yang tinggal serumah
Â
mayat lelaki malang itu sungguh malang
ia tidak pernah tahu siapa yang mencangkul tanah
menggali untuk libang kuburnya, ia tidak tahu siapa saja
yang mengantarnya dan yang mendoakannya
dan ia tak mampu mengucapkan rasa terima kasihnya
Â
tenggelam dalam kebengisan, kekejaman, dan keserakahan
tangannya yang halus hanya mengenal pisau dan pistol
selama hidupnya, jalan halal seakan tertutup baginya
ia tidak mampu mencangkul sawah atau bertani
atau bekerja yang lainnya
Â
lelaki yang malang itu sungguh malang
si penggali kubur yang ikhlas bekerja tanpa upah itu
adalah anak pedagang yang dulu pernah dirampoknya
mereka yang mengantar dan mendoakannya sore itu
adalah para tetangga rumah yang sering disakitinya
Â
lelaki yang malang, menemukan nasib baiknya
setelah menjadi mayat, dimandikan dan dikafani orang lain
serta dishalatkan oleh orang-orang yang biasa dimusuhinya
dan sungguh malang, ia tidak sempat berterima kasih
kepada mereka-mereka yang menunaikan kewajibannya
*****
Batam, 2016.
Â
Ilustrasi:
https://cumakatakata.files.wordpress.com/2012/05/kubur.jpg?w=627