Takbir kemenangan bergema, suara beduk bertalu-talu
suasana yang meriah menyambut datangnya 1Syawal
ungkapan syukur atas keberhasilan melampaui ujian puasa
Maha Besar Allah 3x Dan bagi Allah semata puji-pujian
kepalaku tertunduk, menghayati makna takbir dan tahmid
malam ini getarannya terasa berbeda, terasa menggetar kalbu
Anganku melintasi banyak kenangan: kenanganmasa kecil
mengenang orang-orang terdekat yang kini telah tiada
mengenang kampung halaman yang jarang kukunjungi
melintas cepat ke masa-masa sekolah jauh dari orang tua
dan akhirnya berlari ke tahun-tahun belakangan di rantau
rasa haru, sedih, dan rindu menyatu, menitiskan air mata
Takbir menyambut Hari raya Idul Fitri bergema di hati
terasa lebih dalam ketimbang gema takbir di malam Idul Adha
gemanya masuk ke ruang-ruang kalbu, menyentuh kenangan
kegembiraan sekaligus ujian, godaan berat menghadapi lebaran
keinginan harus serba baru, serba ada , serba banyak terhidang
terkadang seperti meniadakan makna puasa sebulan penuh
Kepalaku tertunduk, membayangkan perasaan anak yatim piatu
membayangkan bagaimana perasaan mereka menghadapi ini
keinginan anak-anak itu bergembira menggunakan pakaian baru
kerinduan yang muncul di hati mereka kepada ayah atau ibunya
kubayangkan senyum bercampur duka di wajah-wajah mereka
sementara tanganku tak bergerak berbuat untuk menolong mereka
Takbir kemenangan terus bergema, dan akhirnya perlahan sayup
kepalaku masih tertunduk, merenungkan makna kemenangan
aku tidak berani mengatakan bahwa diri telah meraih kemenangan
sementara sikap kurang peduli dan sikap pamer masih ada di hati
“kegembiraan di hari lebaran belum tentu kemenangan” ujarku
dalam hati, “banyak kekalahan yang tersembunyi di baliknya!”
Btm2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H