Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Takbir Kemenangan Bergema

18 Juli 2015   12:20 Diperbarui: 18 Juli 2015   12:20 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Takbir kemenangan bergema, suara beduk bertalu-talu

suasana yang meriah menyambut datangnya 1Syawal

ungkapan syukur atas keberhasilan melampaui ujian puasa

Maha Besar Allah 3x Dan bagi Allah semata puji-pujian

kepalaku tertunduk, menghayati makna takbir dan tahmid

malam ini getarannya terasa berbeda, terasa menggetar kalbu

 

Anganku melintasi banyak kenangan: kenanganmasa kecil

mengenang orang-orang terdekat yang kini telah tiada

mengenang kampung halaman yang jarang kukunjungi

melintas cepat ke masa-masa sekolah jauh dari orang tua

dan akhirnya berlari ke tahun-tahun belakangan di rantau

rasa haru, sedih, dan rindu menyatu, menitiskan air mata

 

Takbir menyambut Hari raya Idul Fitri bergema di hati

terasa lebih dalam ketimbang gema takbir di malam Idul Adha

gemanya masuk ke ruang-ruang kalbu, menyentuh kenangan

kegembiraan sekaligus ujian, godaan berat menghadapi lebaran

keinginan harus serba baru, serba ada , serba banyak terhidang

terkadang seperti meniadakan makna puasa sebulan penuh

 

Kepalaku tertunduk, membayangkan perasaan anak yatim piatu

membayangkan bagaimana perasaan mereka menghadapi ini

keinginan anak-anak itu bergembira menggunakan pakaian baru

kerinduan yang muncul di hati mereka kepada ayah atau ibunya

kubayangkan senyum bercampur duka di wajah-wajah mereka

sementara tanganku tak bergerak berbuat untuk menolong mereka

 

Takbir kemenangan terus bergema, dan akhirnya perlahan sayup

kepalaku masih tertunduk, merenungkan makna kemenangan

aku tidak berani mengatakan bahwa diri telah meraih kemenangan

sementara sikap kurang peduli dan sikap pamer masih ada di hati

“kegembiraan di hari lebaran belum tentu kemenangan” ujarku

dalam  hati, “banyak kekalahan yang tersembunyi di baliknya!”

 

Btm2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun