Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Freelancer - freelanecer

Menulis ialah caraku mengasah kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ajaran Gereja Katolik Tentang Politik

2 Desember 2018   10:10 Diperbarui: 2 Desember 2018   22:16 2316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus (Foto: www.scmp.com)

 Di tengah banyak penyalagunaan kekuasaan, masalah ketidakadilan, kemiskinan, kolusi, nepotisme, ia tetap berpegang pada imannya dan senantiasa berpolitik dengan bijak.

Berpolitik dalam Konteks Indonesia

 Situasi politik di Indonesia menantang para politisi Katolik. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa Umat Katolik juga mengambil bagian dalam kehidupan berbangsa dan berbegara. Keterlibatan para politisi Katolik secara tidak langsung mewakili gereja Katolik. Maksudnya, mereka membawa serta dalam tugas mereka apa yang diajarkan Gereja.

 Salah satu kesadaran yang mesti dimiliki politisi Katolik Indonesia ialah bahwa aktivitas politik adalah sebuah panggilan. Panggilan itu harus diemban dan dipertanggungjawabkan dengan baik.

 Walau harus diakui bahwa akan ada banyak risiko yang dihadapi, jangan pernah menyerah untuk terus menyuarakan kebenaran dan keadilan. Lihatlah segala tantangan dan hambatan yang dihadapi sebagai konsekuensi mengikuti Yesus. Di sanalah  penghayatan iman itu terwujud.

 Penghayatan iman juga hendaknya tercermin dalam keberanian membela kaum miskin, lemah, mereka yang mengalami ketidakadilan, terpinggirkan dan yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat. Maka peran hati nurani sangat besar. Dengan hati nurani para politisi mampu merasakan penderitaan dan kebutuhan rakyat. Mengandalkan hati nurani berarti mengandalkan Tuhan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun