Di tengah banyak penyalagunaan kekuasaan, masalah ketidakadilan, kemiskinan, kolusi, nepotisme, ia tetap berpegang pada imannya dan senantiasa berpolitik dengan bijak.
Berpolitik dalam Konteks Indonesia
 Situasi politik di Indonesia menantang para politisi Katolik. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa Umat Katolik juga mengambil bagian dalam kehidupan berbangsa dan berbegara. Keterlibatan para politisi Katolik secara tidak langsung mewakili gereja Katolik. Maksudnya, mereka membawa serta dalam tugas mereka apa yang diajarkan Gereja.
 Salah satu kesadaran yang mesti dimiliki politisi Katolik Indonesia ialah bahwa aktivitas politik adalah sebuah panggilan. Panggilan itu harus diemban dan dipertanggungjawabkan dengan baik.
 Walau harus diakui bahwa akan ada banyak risiko yang dihadapi, jangan pernah menyerah untuk terus menyuarakan kebenaran dan keadilan. Lihatlah segala tantangan dan hambatan yang dihadapi sebagai konsekuensi mengikuti Yesus. Di sanalah  penghayatan iman itu terwujud.
 Penghayatan iman juga hendaknya tercermin dalam keberanian membela kaum miskin, lemah, mereka yang mengalami ketidakadilan, terpinggirkan dan yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat. Maka peran hati nurani sangat besar. Dengan hati nurani para politisi mampu merasakan penderitaan dan kebutuhan rakyat. Mengandalkan hati nurani berarti mengandalkan Tuhan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H