Namun, di akhir wawancara, ketika saya meminta untuk melakukan video call, narasumber keberatan. Saya merasa bingung dan sedikit kewalahan di situasi ini.Â
Namun, dengan keadaan yang sudah terlanjur demikian, saya tetap mencoba menyalakan kamera pribadi saya dengan kamera narasumber yang dimatikan, dan akhirnya saya tetap melakukan screenshot.
Saya mendengar langkah kaki dari sisi narasumber yang menandakan bahwa dia akan segera meninggalkan tempatnya. Dalam keadaan yang semakin mendesak, kami akhirnya memutuskan untuk mengakhiri wawancara tanpa basa-basi.
***
Melalui keseluruhan pengalaman tersebut, saya merasa banyak mendapatkan pelajaran berharga. Saya belajar bahwa dalam penelitian dan pengumpulan data lewat wawancar, kesabaran dan keterampilan bernegosiasi jadwal sangatlah penting.Â
Persiapan teknis yang matang sebelum wawancara juga merupakan hal yang tak boleh diabaikan guna menghindari kendala teknis yang tidak terduga.
Situasi yang saya hadapi mengajarkan bahwa dalam kondisi yang tak terduga, fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi sangat diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.Â
Selain itu, dalam keadaan yang mungkin tegang, saya juga belajar untuk tetap tenang dan menghadapinya dengan kepala dingin agar tetap bisa menyelesaikan tugas dengan baik.
Skripsi bukan hanya tentang menulis dan mengerjakan tugas akademis, tetapi juga tentang proses pembelajaran yang melibatkan keterampilan komunikasi, kesabaran, dan ketekunan.Â
Meski penuh dengan drama dan tantangan, pengalaman ini tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan akademik saya yang akan membekas dalam perjalanan hidup saya ke depan.Â
Saya yakin, setiap tantangan yang saya alami saat ini akan menjadi fondasi kuat dalam menghadapi masa depan.