Terutama jika kalian meneliti subjek yang melibatkan korporasi atau perusahaan.
So, kira-kira awal pekan lalu, saya dan narasumber akhirnya menyepakati waktu untuk melakukan wawancara. Waktu yang sudah ditentukan adalah pukul 19.00 WIB di hari tersebut.Â
Saya telah mempersiapkan semuanya, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang akan saya ajukan, dan bahkan sudah menyiapkan link GMeet untuk melakukan wawancara.Â
Semuanya tampak siap, tapi ternyata rencana tak selalu berjalan mulus seperti jalan tol ya sobat mahasiswa.
Pukul 19.00 WIB tiba, tapi narasumber tak kunjung muncul. Tentu saja, dalam situasi seperti ini, saya mencoba untuk berpikir positif.Â
Mungkin saja narasumber memiliki kesibukan atau urusan kantor yang mendesak. Oleh karena itu, malam itu saya memutuskan untuk memberi pesan untuk me-reschedule wawancara.Â
Keesokan harinya, saya menerima pesan dari narasumber melalui WhatsApp (WA) yang menanyakan mengapa saya tidak langsung melakukan panggilan via WA.
Saya merasa bingung dengan usulan tersebut, sebab selama ini saya terbiasa melakukan wawancara secara formal melalui platform seperti GMeet atau Zoom Meeting.Â
Usulan untuk melakukan wawancara melalui WA tampak asing bagi saya. Namun, saya memahami bahwa dalam dunia kerja, komunikasi yang lebih santai melalui WA mungkin lebih umum, dan narasumber mencoba mengakomodasi cara ini.
Saya menjawab dengan sopan bahwa saya merasa ragu untuk melakukan panggilan langsung, mengingat posisi penting narasumber dalam perusahaan media tersebut.Â
Saya beralasan bahwa narasumber mungkin memiliki banyak urusan kantor yang harus ditangani.Â