1.Sel induk dewasa ditemukan di 12 tempat yang berbeda dalam tubuh (otak, darah, kornea, retina, jantung, lemak, kulit, daerah gigi, pembuluh darah pada sumsum tulang belakang, dan usus) sehingga sulit mendapatkan sel induk dewasa dalam jumlah yang besar.
2.Hidupnya tidak selama sel induk embrionik.
3.Bersifat multipoten, yang berarti mampu berdeferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel sehingga diferensiasi tidak seluas sel induk embrionik yang bersifat pluripoten.
Potensi sel punca dalam aplikasi klinis antara lain yaitu sel punca dapat dipercaya dapat menjadi solusi penyakit degeneratif, yaitu kerusakan-kerusakan pada jaringan atau organ. Kerusakan sel-sel itu bersifat irreversible, sehingga obat-obatan yang tersedia pada saat ini hanya mampu memperlambat atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan/organ yang lebih luas. Contoh penyakit degenreatif, yaitu :
1.Stroke (terganggunya pasokan darah menuju ke otak).
2.Alzheimer (otak mengerut dan mengecil).
3.Diabetes mellitus (gangguan metabolisme insulin).
4.Asterosklerosis (mengalami peradangan di pembuluh darah).
5.Infrak miocard (serangan jantung).
Secara alamiah, sel punca berguna untuk menggantikan sel tua atau sel yang sakit, para ilmuwan memiliki gagasan ide untuk menggunakan sel punca sebagai terapi untuk pasien dengan berbagai macam kondisi medis. Langkah-langkahnya, yaitu dengan memberikan sel punca kepada pasien atau disebut transplantasi sel punca. Jadi kita mampu menggunakan kemampuan alami dari sel punca untuk mengobati pasien.
Contohnya, jika ada pasien memiliki penyakit serangan jantung maka akan diberikan sel punca sebagai terapi dalam pengobatannya.Tujuannya adalah agar sel punca yang ditransplantasi tersebut mampu memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terdapat pada jantung. Kapasitas sel punca yang kita miliki secara alami belum tentu mampu memperbaiki kerusakan-kerusakan pada organ atau jaringan sehingga kita butuh sel punca yang berasal dari luar untuk memperkuat dalam memperbaiki kerusakan pada diri manusia.