Mohon tunggu...
Belinda Muflihaniardi
Belinda Muflihaniardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Penulis merupakan mahasiswa Universitas Airlangga yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gencarnya Kemajuan Teknologi Robot Berimbas pada Pekerja, Akankah Prospek Kinerja Administrasi Publik Terancam?

30 Maret 2023   14:46 Diperbarui: 30 Maret 2023   14:54 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Pada saat ini teknologi berupa robot tidak hanya bersifat sebagai pembantu pekerjaan manusia saja. Karena fitur pemrograman robot sudah ditingkatkan menjadi kecerdasan buatan. Dengan adanya fitur tersebut, robot bisa menjalankan berbagai aktifitas pekerjaan yang sama dengan manusia tanpa diatur oleh manusia itu sendiri. Melalui chip yang telah dimodifikasi sedemikian rupa yang berisi data menyerupai bentuk perilaku manusia. Hal ini memungkinkan robot untuk mengelola data, menjalankan data, atau bahkan membuat data yang baru.

            Perkembangan teknologi tentu akan selalu dilakukan seiring dengan berkembangnya zaman. Hal ini karena perlu adanya peningkatan program agar bisa seimbang antara perkembangan zaman. Tidak menutup kemungkinan jika pegawai negeri sipil yang kurang memiliki kompetensi dalam bekerja bisa digantikan oleh tenaga robot. Maka dari itu perlu adanya rasa semangat untuk mengalahkan atau bahkan menciptakan teknologi itu sendiri.

PEMBAHASAN

            Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dalam menyikapi kemajuan teknologi ini manusia ada yang bersikap pro dan kontra. Masyarakat yang bersikap pro menunjukkan sikap mendukung bahkan merasa senang karena adanya teknologi yang bisa membantu pekerjaan terselesaikan dengan mudah. Sedangkan masyarakat yang kontra merasa bahwa kemajuan teknologi ini bisa menghancurkan hidup manusia. Karena dengan semakin canggihnya teknologi maka peran manusia sebagai pelaku utama menjadi tergeseser.

            Konsep teknologi pada dasarnya memang ditujukan untuk membantu kehidupan manusia. Sebelum adanya revolusi industri bahkan manusia pun tidak kenal istilah apa itu teknologi. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, manusia terus melakukan pengamatan dan menemukan suatu penemuan. Itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya revolusi industri.

            Revolusi industri timbul karena adanya rasa kesusahan yang dihadapi manusia. Pada zaman dulu mereka selalu berpikir bagaimana cara mengatasi suatu permasalahan dan bagaimana cara melakukan pekerjaan yang berat tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Kemudian dengan berbagai percobaan yang telah dilakukan, manusia menemukan adanya teknologi. Setelah ditemukannya teknologi, manusia terus membuat inovasi baru yang kemudian disebut sebagai revolusi industri.

            Revolusi industri telah mengalami perubahan sebanyak 5 kali. Nah revolusi industri terbaru yang ditemukan adalah society 5.0. Ditemukan tepatnya pada tahun 2019. Revolusi industri ini merupakan jenis revolusi yang paling menguntungkan bagi kehidupan manusia. Karena jika dibandingan dengan konsep revolusi industri 4.0, teknologi digunakan sebagai elemen utama dalam menjalankan suatu pekerjaan. Sedangkan pada era society 5.0 tidak. Era ini menggabungkan antara teknologi dan kinerja manusia yang bersinergis. Jadi teknologi maupun manusia tetap memberikan kontribusi yang sama dalam melakukan pekerjaan.

Berdasarkan paragraf yang telah dipaparkan di atas menunjukkan dipatahkannya pemikiran masyarakat bahwa teknologi akan menjadi pemeran utama. Padahal sebenarnya tidak. Hanya saja sebagai manusia, kita perlu meningkatkan kualitas dalam diri agar tidak bisa dikalahkan oleh teknologi itu sendiri. Karena jika manusia tetap bersikap primitif dan tidak ingin maju, maka tidak menutup kemungkinan teknologi bisa menyita pekerjaan manusia itu sendiri. Apabila manusia selalu belajar dan bekerja sesuai dengan sikap kompeten dan integritas yang dimilikinya. Maka ia tidak akan mengalami yang namanya pemutusan hubungan kerja.

Tujuan pemerintah menerapkan sistem robot sebagai pekerja bukan tanpa alasan. Hal ini karena pemerintah bersikap terbuka dengan adanya globalisasi dan juga pemerintah ingin menyadarkan setiap pekerja terutama pegawai negeri sipil agar selalu produktif dalam bekerja. Dapat dilihat dengan kinerja pegawai negeri sipil yang tidak jujur. Kemudian pemerintah membuat diberlakukannya finger print sebagai tanda kehadiran pegawai. Tapi tetap saja, para pegawai negeri sipil bisa menyiasati perbuatan tersebut. Setelah melakukan finger print, para pegawai langsung meninggalkan kantor dan memilih untuk melanjutkan urusan pribadinya tanpa memerhatikan ada tanggung jawab yang harus segera diselesaikan. Pemerintah mengilustrasikan robot karena robot dianggap teknologi yang canggih dan cepat dalam bekerja. Seharusnya dengan diterapkannya program robot sebagai pekerja bisa memberi dorongan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar bisa terus berkembang demi memajukan bangsa Bersama.

KESIMPULAN

Temuan Terpenting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun