MAKALAH
PENGARUH POLUSI SUARA OLEH KENDARAAN BERMOTOR BAGI MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Ilmu Lingkungan
Oleh :
                                                         Tria Ari Hastuti           (11/316171/BI/08742)
                                                         Farah Mawar Firdausi     (11/316182/BI/08748)
                                                         Meidayana Harvindi       (11/316230/BI/08766)
                                                         Meika Novarya Larasati   (11/316199/BI/08754)
                                                         Sri Rahayu                (11/320077/BI/08776)
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
   Seperti yang telah kita ketahui dalam beberapa waktu terakhir lalu lintas di beberapa kota di Indonesia kian padat, termasuk di kota Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan jumlah transportasi, khususnya kendaraan bermotor yang kian banyak. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor ini menyebabkan banyak dampak negatif, salah satunya yaitu kebisingan atau polusi suara.
   Seiring bertambahnya kendaraan bermotor, polusi suara juga kian meningkat. Oleh sebab itu dilakukan pengamatan dampak dari polusi suara di kota Yogyakarta dan sekitarnya.
- Tujuan
Mengetahui dampak dari polusi suara di kota Yogyakarta dan sekitarnya.
- Rumusan Masalah
- Apa dampak yang disebabkan oleh polusi suara di kota Yogyakarta dan sekitarnya?
- Metode Pengamatan
- Dalam pangamatan dampak polusi suara di kota Yogyakarta dan sekitarnya ini didapatkan data primer karena pengamatannya dilakukan secara langsug dengan survei ke lapangan. Survei dilakukan pada Sabtu, 9 Desember 2011 dibeberapa titik di kota Yogyakarta dan sekitarnya yakni di Jalan Affandi (Jalan Gejayan), Jalan Ring Road Utara, Jalan Jogja-Kaliurang, Jalan Laksda Adisucipto (Jalan Jogja-Solo), Jalan Malioboro, dan Jalan di Alun-alun Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Polusi
Berdasarkan Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, Â polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Zat dapat disebut polutan apabila keberadaannya dapat  menyebabkan kerugian terhadap mahluk hidup (Satriyo, 2007).
Suatu zat disebut polutan apabila :
Jumlahnya melebihi jumlah normal,
Berada pada waktu yang tidak tepat,
Berada pada tempat yang tidak tepat.
Macam-Macam Pencemaran
Pencemaran menurut tempat terjadinya terbagi menjadi empat yaitu: Â pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan polusi suara.
Pencemaran menururt macam bahan pencemar yaitu: kimiawi, biologi, dan fisik.
Pencemaran menurut tingkat pencemaran dibedakan menjadi tiga yaitu: pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan terhadap panca indra dan tubuh, pencemaran yang mengakibatkan reaksi pada  faal tubuh dan menyebabkan sakit kronis, dan pencemaran yang kadar  zat-zat pencemarnya sangat besar sehingga menimbulkan gangguan penyakit  kronis dan menyebabkan kematian.
B. Polusi Suara
Menurut beberapa ahli, pengertian suara antara lain : gangguan mekanik dalam medium gas, cair atau padat dikarenakan getaran molekul, bunyi merupakan rangsangan yang diterima oleh telinga karena getaran pada media elastis, suara atau bunyi adalah variasi tekanan yang merambat melalui udara dan dapat dideteksi oleh telinga manusia. Sedangkan menurut teori fisika, bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh syaraf pendengran yang berasal dari suatu sumber bunyi. (Babba, 2007)
Maka, disebut  polusi suara apabila suara dengan frekuensi yang dapat menyebabkan gangguan pada manusia dan lingkungan ≥140 desibel.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sumber Kebisingan
Kebisingan berasal dari bermacam – macam sumber. Beberapa di antaranya adalah kendaraan bermotor, mesin – mesin industri, alat musik, dan aktivitas manusia yang lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, sebagian besar kebisingan di jalan raya di kota Yogyakarta dan sekitarnya berasal dari kendaraan bermotor.
Banyaknya kendaraan bermotor yang setiap hari melintasi jalan raya di Yogyakarta menyebabkan tingginya intensitas suara, dan sudah termasuk bunyi yang menyebabkan kebisingan. Kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor ini termasuk salah satu jenis polusi suara.
B. Pengaruh Kebisingan terhadap Manusia
1. Stress
Kebisingan dapat menyebabkan stress pada manusia. Orang yang setiap hari terpapar polusi suara tinggi (± 140 desibel) akan jauh lebih mudah mengalami perasaan tertekan dibandingkan orang yang kesehariannya beraktivitas di lingkungan dengan tingkat kebisingan rendah (frekuensi 0 – 80 desibel).
2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor penyebab. Salah satu faktor lingkungan yang menimbulkan terjadinya risiko penyakit hipertensi adalah kebisingan. Kebisingan itu sendiri merupakan terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu dan atau membahayakan kesehatan .
Kebisingan bisa dihubungkan dengan sejumlah efek kesehatan seperti membedakan respon psikologis seperti annoyance, gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, dan respon fisik seperti hilangnya pendengaran, hipertensi dan penyakit jantung ischemic.
Tingkat kebisingan mencapai 60 desibel dapat meningkatkan kadar hormon stress, seperti epinerin, non-epinerin dan kortisol tubuh yang mengakibatkan terjadinya perubahan irama jantung dan tekanan darah . Bising yang terus – menerus diterima seseorang akan menimbulkan gangguan proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh dan memicu emosi yang tidak stabil. Ketidakstabilan emosi tersebut dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh dalam waktu yang lama tekanan darah akan naik sehingga menyebabkan hipertensi.
Kebisingan akibat suara-suara keras yang ditimbulkan dari mesin motor atau pabrik yang terus-menerus, akan mengganggu proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh manusia dan akan memicu emosi yang tidak stabil.
Dari sebuah penelitian dapat dipaparkan, bahwa ketidakstabilan emosi mengakibatkan seseorang mudah mengalami stress, apalagi jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan hal inilah yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
3. Gangguan Fungsi Pendengaran
Seperti kita tahu telinga manusia terdiri dari tiga bagian, bagian luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah berperan penting dalam pengumpulan serta pengiriman suara. Sementara telinga dalam memiliki mekanisme agar tubuh tetap seimbang dan bertanggung jawab untuk mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Melalui lubang telinga, suara yang masuk akan menggetarkan selaput kaca pendengaran dalam rongga telinga. Getaran ini akan menggerakkan tulang-tulang pendengaran sampai ke tulang sanggurdi. Cairan dalamcochlea (rumah siput) pun ikut bergetar. Getaran cairan ini membuat sel-sel rambut terangsang, rangsangan inilah yang ditangkap saraf pendengaran yang akhirnya diteruskan ke otak.
Kemampuan manusia untuk mendengar frekuensi suara mulai dari 20 hertz sampai 20.000 hertz. Manusia juga bisa mendengar suara desibel (tingkat kebisingan) dari 0 (pelan sekali) sampai 140 desibel (suara tinggi dan menyakitkan). Suara lebih dari 140 desibel akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan kita. Sehingga akan lebin aman dan nyaman jika kita mendengar suara tak lebih dari 80 desibel.
4. Gangguan Pola Tidur
Pola tidur sudah merupakan pola alamiah, kondisi istirahat yang berulang secara teratur, dan penting untuk tubuh normal dan pemeliharaan mental serta kesembuhan. Kebisingan dapat menganggu tidur dalam hal kelelapan, kontinuitas, dan lama tidur.
Seseorang yang sedang tidak bisa tidur atau sudah tidurtetapi belum terlelap. Tiba-tiba ada gangguan suara yang akan mengganggu tidurnya, maka orang tersebut mudah marah/tersinggung dan berperilaku irasional.
Terjadinya pergeseran kelelapan tidur dapat menimbulkan kelelahan. Berdasarkan penelitian yang menemukan bahwa presentase seseorang bisa terbangun dari tidurnya sebesar 5 % pada tingkat intensitas suara 40 dB (A) dan meningkat sampai 30 % pada tingkat 70 dB (A). Pada tingkat intensitas suara 100 dB (A) sampai 120 dB (A), hampir setiap orang akan terbangun dari tidurnya.
5. Gangguaan psikologis
Gangguan fisiologis lama kelamaan bisa menimbulkan gangguan psikologis. Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan reaksi psikologis, seperti rasa khawatir, jengkel, takut dan sebagainya.
Stabilitas mental adalah kemampuan seseorang untuk berfungsi atau bertindak normal. Suara yang tidak dikehendaki memang tidak menimbulkan mental illnessakan tetapi dapat memperberat problem mental dan perilaku yang sudah ada.Reaksi terhadap gangguan ini sering menimbulkan keluhan terhadap kebisingan yang berasal dari pabrik, lapangan udara dan lalu lintas.
Umumnya kebisingan pada lingkungan melebihi 50 – 55 dB pada siang hari dan 45 – 55 dB akan mengganggu kebanyakan orang. Apabila kenyaringan kebisingan meningkat, maka dampak terhadap psikologis juga akan meningkat.
C. Solusi terhadap Kebisingan yang Disebabkan Kendaraan Bermotor
1. Pemasangan Peredam Suara
Pada bangunan yang terletak di sekitar jalan raya yang padat sebaiknya dipasang peredam suara. Hal ini cukup efektif untuk mengatasi kebisingan, terutama bagi gedung – gedung perkantoran, gedung – gedung di universitas, dan sekolah di mana orang – orang membutuhkan ketenangan dan konsentrasi dalam beraktivitas.
2. Penggunaan Kendaraaan Umum dan Kendaraan Ramah Lingkungan
Pemerintah harus menggalakan pembatasan kendaraan pribadi dengan mengefektifkan kendaraan umum yang layak pakai. Misalnya penggunaan bus untuk mengakses lokasi tempat kerja, sekolah, dan tempat kuliah.
Selain itu, sebaiknya ada upaya dari setiap individu, terutama masyarakat Yogyakarta untuk menggalakkan penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan, terutama sepeda. Sebenarnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah memiliki program Sego Segawe (Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe).Maka, sebagai masyarakat yang bertempat tinggal di Yogyakarta, sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk mendukung program tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Polusi suara yang berasal dari kendaraan bermotor di jalan raya yang ada di kota Yogyakarta dan sekitarnya menyebabkan beberapa dampak negatif bagi masyarakat. Di antaranya yaitu stress, hipertensi, gangguan pendengaran, gangguan pola tidur, dan gangguan psikologis.
B. Saran
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada dua alternatif yang disarankan, yaitu pengefektifan penggunaan kendaraan umum dan menekan penggunaan kendaraan pribadi, serta pemasangan peredam suara di gedung – gedung yang ada di daerah sekitar jalan raya Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Babba, Jennie, 2007, Hubungan antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah, Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang.
Saputro, Satriyo, 2007, Studi Kondisi Kimiawi Penyebaran Pb, Debu, dan Kebisingan di Kota Jakarta,Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Jakarta.
Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H