YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Biodiversitas yang tinggi tersebut merupakan modal bagi Indonesia untuk mulai melakukan pemanfaatan bahan-bahan alam menjadi bahan yang fungsional. Dahulu Indonesia merupakan salah satu negara penghasil beras yang tertinggi di tingkat Asia Tenggara, bahkan dunia. Indonesia dijuluki sebagai negara agraris. Namun saat ini Indonesia merupakan negara pengimpor  beras terbesar kedua di dunia setelah Filipina. Sepanjang tahun 2012, impor beras mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 945,6 juta (BPS, 2012).
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 230 juta jiwa (BPS, 2010), Indonesia memiliki persoalan dalam memenuhi kebetuhan pangan ratusan juta penduduknya tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia sudah seharusnya mencari jalan keluar untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi di Indonesia, antara lain adalah biofortifikasi, diversifikasi dan bioteknologi pangan. Hasil biofortifikasi adalah varietas unggul baru yang memiliki kandungan mineral atau vitamin tinggi yang terkandung dalam biji, daun atau umbi, kemudian dipanen dan dikonsumsi (Bashir, 2013). Diversifikasi pangan adalah penggunaan bahan makanan lain untuk mengganti konsumsi bahan makanan pokok, dengan kadar nutrisi yang hampir serupa. Sedangkan bioteknologi pangan adalah penggunaan mikroorganisme, tanaman dan hewan untuk menghasilkan produk dengan mutu tinggi di bidang pangan. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan makanan alternatif untuk dapat mensubtitusi beras sebagai sumber karbohidrat. Salah satu yang dapat digunakan adalah singkong. Umbi tersebut banyak ditanam secara komersial oleh orang Portugis yang singgah di Indonesia, kemudian menjadi tersebar secara luas di Indonesia. Jumlah singkong yang diproduksi Indonesia berkisar 23 juta ton per tahunnya (BPS, 2013).
Berbagai jenis mikrobia, terutama bakteri dan khamir merupakan mikroorganisme yang berperan penting dalam fermentasi singkong (Manihot esculentaCrantz). Mikrobia tersebut memiliki enzim spesifik yang mampu mengurai rantai karbon panjang pada karbohidrat yang dikandung umbi singkong menjadi senyawa organik terlarut yang lebih sederhana. Akibat metabolisme tersebut, terjadi peningkatan kualitas gizi yang terkandung dalam singkong. Maka dari itu dalam makalah ini akan dipelajari sejauh mana mikrobia berperan dalam fermentasi singkong.
B. Permasalahan
Permasalahan dalam kajian ilmiah ini yaitu: