Aku kembali duduk di bangku kayu di ujung pasar. Onde-onde yang tadi kubeli tergeletak di sampingku, setengah dimakan. Angin pagi masih berhembus lembut. Aku memandangi lapak-lapak yang semakin ramai, pedagang mulai menawarkan dagangan mereka kepada para pembeli yang baru tiba.
Seorang perempuan tua, yang dari kejauhan tampak mirip dengan nenek, berjalan melewati lapak tempat aku duduk. Untuk sesaat, aku hampir memanggilnya. Tapi kemudian, aku tersadar, bukan nenekku lagi yang ada di sini.
Aku menutup mata, membiarkan angin membawa kenangan itu kembali. Dan di tengah-tengah hiruk pikuk pasar, aku mendengar suara nenek, lembut dan hangat seperti biasanya.
"Ayo, Sayang. Kita beli onde-onde kesukaanmu."
Aku tersenyum kecil, meski mataku berkaca-kaca.
"Iya, Nek. Aku akan terus datang ke sini. Aku tidak akan lupa."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H