Ada beberapa faktor yang menyebabkan vasektomi kurang diminati oleh para pria. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Stigma Sosial dan Budaya
Banyak laki-laki merasa bahwa menjalani vasektomi akan mengurangi "kejantanan" mereka. Di beberapa budaya, kesuburan dianggap sebagai simbol maskulinitas, dan kehilangan kemampuan untuk memiliki anak secara alami dianggap sebagai penurunan status sebagai pria.Â
Stigma ini sangat kuat, terutama di daerah-daerah dengan norma-norma tradisional yang mengutamakan peran laki-laki sebagai pemberi keturunan.
Seorang pria yang menjalani vasektomi mungkin dianggap tidak lagi mampu menjalankan peran tradisional tersebut, dan hal ini bisa mempengaruhi pandangan dirinya di mata keluarga atau komunitas.Â
Stigma ini sering kali diperkuat oleh kurangnya informasi yang tepat tentang vasektomi dan bagaimana prosedur ini tidak memengaruhi kemampuan seksual atau maskulinitas seorang pria.
 2. Kurangnya Edukasi dan Misinformasi
Salah satu alasan utama vasektomi jarang dipilih adalah kurangnya pengetahuan yang tepat tentang prosedur ini. Banyak pria yang takut bahwa vasektomi akan memengaruhi performa seksual mereka atau menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.Â
Padahal, secara medis, vasektomi tidak mempengaruhi produksi hormon, dorongan seksual, atau kemampuan untuk mengalami orgasme. Edukasi yang terbatas sering kali membuat banyak pria ragu untuk menjalani prosedur ini.
Misinformasi lain yang sering beredar adalah bahwa vasektomi bersifat "irreversibel" atau tidak bisa dibalikkan. Meskipun vasektomi memang dimaksudkan sebagai kontrasepsi permanen, dalam banyak kasus, vasektomi dapat direversi melalui prosedur medis tertentu, meskipun tingkat keberhasilannya bervariasi.