Mohon tunggu...
Enjang Sumantri
Enjang Sumantri Mohon Tunggu... lainnya -

rakyat biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kisah Sebuah Kabupaten Bernama Subang

6 April 2017   12:47 Diperbarui: 21 Mei 2017   11:37 1724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kisah Tiga Serangkai : Sama-sama berjuang, sama-sama bertikai, sama-sama masuk bui.

PDI Perjuangan merupakan partai politik yang menjadi pemain utama politik Kabupaten Subang sejak era reformasi. Adapn aktor utamanya adalah Eep Hidayat, mantan ketua DPC PDIP, mantan Ketua DPRD dan mantan Bupati. Berpasangan dengan Maman Yudia yang juga kader PDIP, Eep berhasil menjadi Bupati 2003-2008. Sementara jabatan Ketua DPRD dipegang Bambang Herdadi yang masih kader PDIP. Tiga serangkai dari satu partai inilah yang mengendalikan Subang sampai kemudian konflik segitiga mengakhiri persekutuan dan mengirim mereka bertiga satu persatu ke penjara. Kontelasi politik Subang hari ini banyak dipengaruhi konflik ketiga orang tersebut.

Bambang yang ketua DPRD menjadi orang pertama yang masuk bui tahun 2008 karena kasus penggelapan dana asuransi Anggota DPRD tahun 2004 dan divonis 1 tahun penjara. Bambang dikenal memiliki basis pendukung di wilayah pantura seperti Patok Beusi, Ciasem dan Pamanukan. Bambang sekarang aktif di partai Nasdem.

Maman Yudia merupakan orang kedua yang masuk penjara pada tahun 2011 ketika dia menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2009-2014. Maman didakwa 1 tahun penjara atas dugaan korupsi pengadaan dump truck saat masih menjabat wakil Bupati tahun 2008.

Berbeda dengan Bambang yang hari ini relatif sudah berdamai dengan Eep dan sama-sama di Partai Nasdem, perseteruan Eep dengan Maman sangat menguras energi dan menyita perhatian masyarakat Subang. Tampaknya, konflik diantara mereka akan terus berlanjut sampai ke liang kubur. Puncak dari konflik Eep dan Maman adalah di nonaktifkannya Eep dari jabatan Bupati oleh DPRD Subang beberapa bulan menjelang pilkada 2008 dan digantikan oleh Maman sebagai wakilnya. Mamanlah aktor utama dibalik aksi tersebut.  

Pada awalnya konflik Eep dan Maman masih bisa dijembatani oleh pimpinan partai di level Provinsi. Tetapi Eep yang menganggap bahwa Ketua DPD PDIP Jawa Barat Rudi Harsa dan jajarannya terlalu memihak Maman dan merasa konflik itu sudah tidak bisa terjembatani, memutuskan untuk maju pada pilkada 2008 dengan menggandeng orang lain, bukan Maman untuk menjadi calon wakil Bupati periode berikutnya.

Keputusan itulah yang membuat Maman menggalang dukungan dari Fraksi-fraksi di DPRD Subang untuk menonaktifkan Eep dengan argumen petahana harus mundur jika ingin maju lagi pada pilkada berikutnya. Eep yang maju terus dengan Ojang dengan hanya mengandalkan dukungan PDIP akhirnya berhasil memenangkan pilkada Subang 2008. Sementara Maman Yudia diselamatkan DPD PDIP Jawa Barat, menjadi anggota DPRD Provinsi.

Konferensi cabang PDIP Subang 2010 menjadi arena pertempuran ronde kedua bagi keduanya. Walau tidak begitu mengerikan sebagaimana Konferensi cabang tahun 2005, konferensi cabang 2010 berlangsung dalam situasi yang lumayan tegang. Ketegangannya ada di pertarungan diantara para pengurus kecamatan beberapa waktu sebelum pelaksanaan konfercab. Tetapi lagi-lagi Eep menang dan terpilih menjadi Ketua DPC PDI Subang. Sementara Maman Yudia lagi-lagi diselamatkan dengan menjadi salah satu pengurus PDIP Jawa Barat.

Sekitar Pilkada 2008

Pilkada Subang 2008 menjadi salah satu ajang pembuktian kehebatan perjudian politik Eep. Eep yang trauma dengan gangguan dari wakil Bupati yang punya kemampuan, kekuatan dan ambisi politik, lebih memilih calon wakil Bupati yang anti tesa dari sosok Maman Yudia. Sosok itu ada dalam diri ajudannya yang baru pindah beberapa waktu yang lalu, Ojang Sohandi. Ojang memenuhi kriteria yang ditetapkan Eep sebagai wakil Bupatinya. Pertama orang partai dan kedua bisa dikendalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun