Rusia mengusulkan koridor kemanusiaan dari kota-kota kunci, tetapi empat dari enam rute evakuasi menuju Rusia atau Belarus, negara sekutunya. Ukraina menyebut usulan ini "benar-benar tak bermoral". Mariupol, Chernihiv, dan Kharkiv adalah beberapa kota yang terus mengalami serangan. Kawasan permukiman hancur, dan PBB menyelidiki kemungkinan kejahatan perang. Meskipun menghadapi tekanan besar, pasukan Ukraina terus melawan dengan gigih. Namun, situasi tetap kompleks dan berbahaya. Perang ini memiliki dampak global yang signifikan, dan perlu upaya bersama untuk mencari solusi damai dan menghindari eskalasi lebih lanjut.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, negara-negara Barat (Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa) telah menerapkan lebih dari 16.500 sanksi terhadap Rusia. Perekonomian Rusia mengalami kontraksi sebesar 2,1% pada tahun pertama perang Ukraina. Sanksi-sanksi tersebut menyebabkan meningkatnya inflasi dan kehilangan nilai saham perusahaan Rusia di pasar internasional. Cadangan mata uang asing senilai US$350 miliar (sekitar Rp5.473 triliun) telah dibekukan, sekitar setengah dari total cadangan mata uang asing yang dimiliki Rusia.
Sanksi-sanksi ini mempengaruhi pasokan energi dan harga minyak serta gas alam. Membuat pasokan tidak stabil dan harga energi tinggi. Bagaimanapun Rusia adalah salah satu eksportir minyak dan gas terbesar di dunia. Dampak sanksi juga terasa pada harga pangan   melonjak dan mengalami kenaikan. Inflasi di Rusia tetap tinggi akibat ketidakstabilan ekonomi. Semoga situasi dapat membaik dan perdamaian dapat ditemukan.
Akhir Tulisan
Dunia pasca-Perang Dingin semakin ditandai oleh multipolaritas, di mana berbagai pusat kekuasaan hidup berdampingan dan bersaing. Lingkungan yang dinamis ini menghadirkan tantangan dan peluang bagi tata kelola global, stabilitas ekonomi, dan perdamaian. Memahami dan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan ini sangat penting untuk menavigasi tatanan internasional yang terus berkembang.
Perubahan signifikan dalam struktur kekuasaan global di era pasca-Perang Dingin menciptakan lanskap geopolitik yang lebih kompleks dan multipolar. Munculnya pusat-pusat kekuasaan baru seperti China dan Rusia, serta kebangkitan ekonomi Asia, kolfik Timur Tengah, dan terbuka sedaraan baru di Afrika yang menentang kolonialisme mempengaruhi dinamika global dalam berbagai carap di masa akan dating akan merpparah persaingain antaran pihak Barat dengan Rusia. Faktor-faktor ini berdampak besar pada hubungan internasional dan geopolitik, menciptakan tantangan dan peluang baru bagi kerja sama global dan stabilitas internasional.
oOo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H