Mohon tunggu...
Bayu Bondan
Bayu Bondan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN yang belajar jadi penulis

Burung merpati burung kenari | Rehat sejenak di dahan meranti | Biarkan saja pena menari | Dan lihat saja hasilnya nanti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Maafkan Aku, Pak

15 November 2017   08:41 Diperbarui: 15 November 2017   09:17 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, Bapak tidak pernah marah sama ibu. Memang ibu punya satu permintaan kepada Bapak. Ibu ikhlas jika harus hidup apa adanya. Yang penting Bapak jangan pernah memarahi ibu. Permintaan yang sangat sederhana, namun sarat makna.

***

Hari ini adalah pengumuman kelulusanku dari SMA. Alhamdulillah, aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Lumayan sebagai modal awal untuk mendaftar kuliah ke perguruan tinggi. Setidaknya membuatku lebih percaya diri dalam menghadapi Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) nanti.

"Pak, Bu, Rino mau kuliah ya," pintaku kepada kedua orangtua yang kebetulan sedang duduk-duduk santai di teras rumah.

"Memang kamu mau kuliah di mana, Nak?" tanya ibu.

"Kuliah di IKIP, Bu. Aku mau jadi guru," kataku seraya mendekat dan duduk di samping mereka berdua.

 "Kamu itu anak yang pintar. Dari SD sampai SMA selalu mendapatkan peringkat 3 besar. Sayang sekali kalau tidak dilanjutkan ke bangku kuliah. Kapan pendaftarannya?" tanya Bapak.

"Besok sudah bisa, Pak. Jadi...," sambungku, "Jadi, Rino boleh kuliah, Pak?"

"Kalau memang itu baik untukmu. Jalani saja," kata Bapak.

"Terimakasih, Pak. Sekarang kalau ibu sendiri bagaimana?" tanyaku kepada ibu yang duduk di sebelah Bapak.

"Ibu ikut keputusan Bapak saja. Bapak pasti sudah mempertimbangkan baik buruknya. Kamu juga kalau nanti sudah kuliah, maka kuliahlah yang rajin. Raih prestasi sebaik mungkin. Jangan mengecewakan bapak dan ibumu," jawab ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun