Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Aduh Mamae, Pasanganku Menjauh, Bagi dong Tips Hubungan Tetap Langgeng

17 Maret 2021   09:40 Diperbarui: 17 Maret 2021   11:31 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan yang bahagia (iStockphoto/Deagreez)

Lika-liku menjalin hubungan percintaan adalah hal biasa. Itulah bumbu-bumbu penyedap asmara. Gak boleh terlalu asin, manis, bahkan ambyar. Harus pas, takaran tepat biar nyaman menjalani kisah kasih.

Masalah merupakan batu sandungan yang selalu membuat tersandung. Bikin sakit. Bila tak dapat menghindari (baca: mengatasi) permasalahan. Maka dari itu, ikatan cinta yang terjalin harus tetap kokoh, kuat, dan erat. Jangan biarkan rapuh, lemah, dan kendor. Itu sama saja melepas hubungan pelan-pelan, secara perlahan. Pelan tapi pasti.

Guna menciptakan hubungan antar pasangan yang kokoh, kuat, dan erat diperlukan suatu strategi agar tetap langgeng.

Perlu disadari, ada dua jenis hubungan yang biasanya dijalani oleh para pasangan. Ada hubungan jarak jauh atau long distance relationship dan hubungan jarak dekat atau near relationship. Keduanya sama-sama butuh kelanggengan. Bedanya hanya pada jarak. Selebihnya gak ada perbedaan yang signifikan.

Hubungan jarak jauh ditandai dengan jalinan asmara antar kota, antar pulau, antar negara, bahkan antar benua. Syukur, teknologi dapat memangkas jauhnya letak geografis. Semua terasa sangat dekat dengan penggunaan smartphone. Tapi, masih saja muncul benih konflik sehingga membuat renggang hubungan.

Near relationship adalah suatu hubungan percintaan yang memiliki jarak sangat dekat antara pasangannya. Entah dalam satu wilayah, satu atap pekerjaan, bahkan satu genting sekolah. Jauh tapi sangat dekat, dapat bertatap muka langsung. Beda dengan ldr yang tidak dapat bertatap muka langsung. Tidak dapat merasakan hembusan napas pasangan, tidak dapat mengelus rambut pasangan, bahkan gak bisa melakukan pelukan penuh kasih sayang.

Entah ldr atau nr, sama-sama membutuhkan jalinan yang kokoh, kuat, dan erat agar langgeng sepanjang masa. Dapat melanjutkan ke jenjang pernikahan.

 

Mama, pasanganku mulai menjauh. Dia susah dihubungi, gak jujur bila ngejawab, udah gak terlalu percaya sama aku, dan suka ngambek. Kira-kira, kenapa ya, Ma?

Kamu rewel kali atau cerewet? Hubungan kekasih itu susah-susah gampang. Apalagi gak ada bukti tertulis. Gampang putus. Mudah end gitu.

Ya secara, pacaran kan gak ada resmi-resminya. Mau didaftarin ke mana? Iya kalau menikah, resmi atas nama Tuhan, atas nama hukum, dan atas nama keluarga. Jadi gimana nih, hubungan aku, Ma?

Menjalin hubungan itu benar, susah-susah gampang. Susah mempertahankan, gampang merelakan. Susah mendapatkan, gampang melepaskan.

Jika kita gak punya modal bertahan. Jangan harap hubungan langgeng, penuh kebahagiaan. Yang ada penuh penderitaan dan penyesalan. Inilah tip mempertahankan hubungan tetap langgeng.

Pertama, menjalin komunikasi yang berkualitas.

Bukan perihal lama telponan berjam-jam. Ini percuma. Komunikasi yang dibangun harus berkualitas. Bukan seberapa sering kita berkomunikasi dengan pasangan. Sedangkan bahan pembicaraan sangatlah datar. Kurang penting, hanya buang-buang waktu. Tidak membicarakan hal yang penting di waktu yang genting (baca: waktu yang sedikit).

Pasangan kita tentu bukanlah orang yang menganggur. Dia punya segudang aktivitas. Entah sedang bekerja, kuliah atau mengajar. Begitupun diri kita. Jadi, bila komunikasi terlalu sering dan tak berfaedah, mending jangan mengontak (berkomunikasi).

Sayang, udah makan siang? Sayang, belum mandi ya, kok bau kecut? Yang, kok lama bales chat dariku? Yang, kamu tadi naik apa ke tempat kerja?

Setiap hari diri kita tanya begitu pada pasangan. Apa gak mual pasangan kita? Itu semua pertanyaan gak penting dan menghasilkan komunikasi yang tak berkualitas. Pasangan kita bakal menganggap kita sebagai gulma. Pengganggu pikiran dalam bekerja. Menjadi gagal fokus dan bikin emosi. Sebab, berkomunikasi pada waktu yang tidak tepat.

Selain berkomunikasi harus tepat waktu dan suasana, juga perlu komunikasi yang berbobot agar berkualitas.

Sayang, besok kita jalan-jalan ya, aku ada kejutan buat kamu. Sayang, lusa aku ke rumahmu bareng orangtuaku, membicarakan keseriusan hatiku bakal melamarmu. Sayang, kita kan udah nikah nih, bikin anak yuk!

Paling tidak seperti itulah contoh komunikasi berbobot yang berkualitas. Harus ada ketertarikan pasangan buat menjawab segera mungkin dengan penuh kebahagiaan. Bukan penuh keterpaksaan. Kalau gak dibalas, bisa marah ini. Oleh karena itu, komunikasi itu penting, tapi komunikasi yang berkualitas lebih penting. 

Jangan membuat pasanganmu merasa diri kita aneh dengan cecaran pertanyaan atau komunikasi yang gak penting. Buatlah dia nyaman bersama kita. Manfaatkan waktu yang ada, guna membicarakan hal yang berkaitan dengan keberlanjutan hubungan. Kuncinya kan kita membangun hubungan. Ya harus dengan komunikasi yang baik, mapan, dan berkualitas.

Kedua, menguatkan kepercayaan dengan pasangan.

Menjalin kisah cinta antar kota antar provinsi, antar negara antar benua harus dikuatkan dengan sikap kepercayaan. Saling percaya. Hubungan antar kota dalam provinsi pun sama, apalagi hanya jalinan antar desa dalam kecamatan. Tingkat kepercayaan harus jauh lebih besar. 

Hal ini diantisipasi dengan maraknya cocote tonggo yang menjelekkan-jelekkan pasangan kita. Intinya, ada saja kabar angin yang ditiupkan kepada kita supaya tak lagi percaya. Akhirnya buyar, bubrah, dan pisahan. Warta inilah yang diincar para cocote tonggo. Keretakan hubungan.

Kepercayaan adalah dasar dari pembuktian. Misal, kamu percaya bahwa pasanganmu mendua. Jika belum melihat sendiri pasanganmu bersama orang lain dan menggali informasi atas kejadian tersebut, jangan ambil keputusan dulu. Tetaplah yakin pada pasanganmu. Bila suatu saat, pasanganmu semakin menjauh itu artinya benar. Walaupun kamu sudah tahu kebenarannya sejak awal.

Kamu pertahanan dulu posisimu, supaya ada rasa keberatan dalam hubungan dia dengan pasangannya. Kalau kamu kuat, dia pasti berpaling. Mana mungkin wanita setia disampingnya, dilepaskan begitu saja. Ujungnya, pasanganmu bakal mengubah sikap agar lebih setia kepada dirimu.

Intinya saling percaya saja. Biarkan pasanganmu dengan orang lain, mungkin sedang ada keperluan dengan orang lain itu. Biarkan pasanganmu menjalani semua aktivitasnya. Toh selama hatinya belum berpindah, jangan selalu menyalakan mode curiga. Ini gak baik bagi keberlangsungan hubunganmu.

Ingat ucapan, dari mata turun ke hati? Dari sinilah kepercayaan dikuatkan. Jaga mata dan jaga hati. Kita sudah punya pasangan, harus menjaga hati. Jangan biarkan berpaling ke orang lain, bepaling ke lain hati.

Ketiga, mempertahankan kejujuran pada ikatan cinta.

Pasangan kita akan menghargai kita bilamana berlaku jujur. Mengatakan apa adanya, bertindak dengan kejujuran. Tanpa harus menjadi orang lain atau memgandai-andai. Blak-blakan saja. Apa adanya bukan ada apanya.

Kejujuran dibutuhkan dalam hubungan sepasang kekasih. Jujur akan asal usul. Jujur dalam ucapan. Jujur dalam berbuat.

Katakan bilamana cintamu pada pasanganmu hanya rekayasa. Utarakan kebenaran jati dirimu pada pasanganmu. Jangan malu atau gengsi mengatakan kamu anak orang petani. Faktanya, berlaku jujur akan mengantarkan kamu pada kebahagiaan. Hati dan pikiran plong gak ada beban. Jadi tenang menjalani kehidupan. Gak ada yang ditutup-tutupi.

Jujurlah padaku bila kau tak lagi cinta (kayak lirik lagu ya). Jangan membangun hubungan dengan penuh keterpaksaan. Ibarat bangunan hotel, pondasinya hanya pasir dan semen. Tanpa air. Mana kokoh? Ambruk iya. Sebab kejujuran akan melekatkan hubungan, bertahan lama. 

Keempat, mengokohkan komitmen berpasangan.

Yang tak kalah penting adalah mengokohkan komitmen antar pasangan. Kita sudah memilih dia menjadi pasangan kita. Artinya, kita telah memprioritaskan dia dalam kehidupan kita. Melindungi dirinya, menjaga hatinya, menyakinkan tindakannya, dan memantapkan hidup bersamanya. Semua itu butuh komitmen. 

Hubungan bagaimana pun, entah dekat atau jauh, harus dilandasi komitmen. Itu pilihanmu, sekalipun bukan pilihanmu, itu takdirmu.

Mengokohkan komitmen bukan menebar janji-janji manis. Itu bukan upaya yang kokoh. Malah tambah mempercepat keropos hati. Melainkan kekuatan hati dan pikiran untuk mengupayakan sekuat tenaga menjaga hubungan yang sudah terbentuk, sekaligus memperbaiki dan mengatasi masalah yang menyertai kelanjutan hubungan.

Iya, sayang. Besok aku bakal datang melamarmu. Nyatanya gak datang-datang. Malah anak Pak RT yang datang ke rumah pasangan kita, melamar.

Itu tandanya dia gak punya komitmen kuat. Kalau ketemu yang model begini, lepaskan. Jangan buat kita menderita, menangisi dia siang malam, dan menyalahkan keadaan. 

Jadi, begitu ya Ma? Tip-tip biar hubungan tetap langgeng. Soalnya, Aku curigaan sama pasanganku. Takut dia gak jujur aja.

Sudah. Mending kamu ubah sikap yang membuat pasanganmu gak nyaman. Usahakan pasanganmu menjadi menantu Mama ya. Sayang, dia anak presiden. 

La, Mama sama aja. Sama kayak pikiran Aku.

Baiklah. Menjaga hubungan kekasih itu berat. Harus didasari dengan banyak hal dan wajib ditingkatkan secara terus-menerus. Keberlanjutan hubungan kita dengan pasangan menjadi tanggung jawab mutlak diri kita selaku teknisi hati. Mengatasi semua permasalahan dengan apik. Saling meneguhkan pikiran dan hati agar berakhir pada puncak kebahagiaan.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun