Ya secara, pacaran kan gak ada resmi-resminya. Mau didaftarin ke mana? Iya kalau menikah, resmi atas nama Tuhan, atas nama hukum, dan atas nama keluarga. Jadi gimana nih, hubungan aku, Ma?
Menjalin hubungan itu benar, susah-susah gampang. Susah mempertahankan, gampang merelakan. Susah mendapatkan, gampang melepaskan.
Jika kita gak punya modal bertahan. Jangan harap hubungan langgeng, penuh kebahagiaan. Yang ada penuh penderitaan dan penyesalan. Inilah tip mempertahankan hubungan tetap langgeng.
Pertama, menjalin komunikasi yang berkualitas.
Bukan perihal lama telponan berjam-jam. Ini percuma. Komunikasi yang dibangun harus berkualitas. Bukan seberapa sering kita berkomunikasi dengan pasangan. Sedangkan bahan pembicaraan sangatlah datar. Kurang penting, hanya buang-buang waktu. Tidak membicarakan hal yang penting di waktu yang genting (baca: waktu yang sedikit).
Pasangan kita tentu bukanlah orang yang menganggur. Dia punya segudang aktivitas. Entah sedang bekerja, kuliah atau mengajar. Begitupun diri kita. Jadi, bila komunikasi terlalu sering dan tak berfaedah, mending jangan mengontak (berkomunikasi).
Sayang, udah makan siang? Sayang, belum mandi ya, kok bau kecut? Yang, kok lama bales chat dariku? Yang, kamu tadi naik apa ke tempat kerja?
Setiap hari diri kita tanya begitu pada pasangan. Apa gak mual pasangan kita? Itu semua pertanyaan gak penting dan menghasilkan komunikasi yang tak berkualitas. Pasangan kita bakal menganggap kita sebagai gulma. Pengganggu pikiran dalam bekerja. Menjadi gagal fokus dan bikin emosi. Sebab, berkomunikasi pada waktu yang tidak tepat.
Selain berkomunikasi harus tepat waktu dan suasana, juga perlu komunikasi yang berbobot agar berkualitas.
Sayang, besok kita jalan-jalan ya, aku ada kejutan buat kamu. Sayang, lusa aku ke rumahmu bareng orangtuaku, membicarakan keseriusan hatiku bakal melamarmu. Sayang, kita kan udah nikah nih, bikin anak yuk!
Paling tidak seperti itulah contoh komunikasi berbobot yang berkualitas. Harus ada ketertarikan pasangan buat menjawab segera mungkin dengan penuh kebahagiaan. Bukan penuh keterpaksaan. Kalau gak dibalas, bisa marah ini. Oleh karena itu, komunikasi itu penting, tapi komunikasi yang berkualitas lebih penting.Â