Katakan bilamana cintamu pada pasanganmu hanya rekayasa. Utarakan kebenaran jati dirimu pada pasanganmu. Jangan malu atau gengsi mengatakan kamu anak orang petani. Faktanya, berlaku jujur akan mengantarkan kamu pada kebahagiaan. Hati dan pikiran plong gak ada beban. Jadi tenang menjalani kehidupan. Gak ada yang ditutup-tutupi.
Jujurlah padaku bila kau tak lagi cinta (kayak lirik lagu ya). Jangan membangun hubungan dengan penuh keterpaksaan. Ibarat bangunan hotel, pondasinya hanya pasir dan semen. Tanpa air. Mana kokoh? Ambruk iya. Sebab kejujuran akan melekatkan hubungan, bertahan lama.Â
Keempat, mengokohkan komitmen berpasangan.
Yang tak kalah penting adalah mengokohkan komitmen antar pasangan. Kita sudah memilih dia menjadi pasangan kita. Artinya, kita telah memprioritaskan dia dalam kehidupan kita. Melindungi dirinya, menjaga hatinya, menyakinkan tindakannya, dan memantapkan hidup bersamanya. Semua itu butuh komitmen.Â
Hubungan bagaimana pun, entah dekat atau jauh, harus dilandasi komitmen. Itu pilihanmu, sekalipun bukan pilihanmu, itu takdirmu.
Mengokohkan komitmen bukan menebar janji-janji manis. Itu bukan upaya yang kokoh. Malah tambah mempercepat keropos hati. Melainkan kekuatan hati dan pikiran untuk mengupayakan sekuat tenaga menjaga hubungan yang sudah terbentuk, sekaligus memperbaiki dan mengatasi masalah yang menyertai kelanjutan hubungan.
Iya, sayang. Besok aku bakal datang melamarmu. Nyatanya gak datang-datang. Malah anak Pak RT yang datang ke rumah pasangan kita, melamar.
Itu tandanya dia gak punya komitmen kuat. Kalau ketemu yang model begini, lepaskan. Jangan buat kita menderita, menangisi dia siang malam, dan menyalahkan keadaan.Â
Jadi, begitu ya Ma? Tip-tip biar hubungan tetap langgeng. Soalnya, Aku curigaan sama pasanganku. Takut dia gak jujur aja.
Sudah. Mending kamu ubah sikap yang membuat pasanganmu gak nyaman. Usahakan pasanganmu menjadi menantu Mama ya. Sayang, dia anak presiden.Â
La, Mama sama aja. Sama kayak pikiran Aku.