Di sisi yang lain, Penghargaan dari orang lain dapat berupa:
- Rasa hormat dari teman, rekan kerja, dan atasan
- Pengakuan atas prestasi yang dicapai
- Status atau prestise di lingkungan masyarakat/ tempat kerja
- Ketenaran atau reputasi.
Ketika kebutuhan harga diri kita terpenuhi, kita cenderung merasa percaya diri dan melihat kontribusi serta pencapaian sebagai sesuatu yang berharga dan penting. Namun, ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, kita bisa saja mengembangkan rasa rendah diri, lemah, dan tidak berdaya.Â
Kebutuhan Aktualisasi DiriÂ
Akhirnya kita sampai pada tangga teratas dari hierarki kebutuhan Maslow. Sebuah tangga yang hanya bisa ditapaki oleh segelintir orang saja. Hanya ada minoritas orang yang mau bermimpi dan mampu mencapai tangga ini, mereka adalah orang-orang yang sadar diri, peduli dengan pertumbuhan pribadi, tertarik untuk memenuhi potensi diri, dan tentu saja, telah memenuhi semua kebutuhan di tangga sebelumnya.
Perlu digarisbawahi bahwa aktualisasi diri tidak melulu soal faktor ekonomi (kekayaan) sebagai tolok ukurnya, ia bisa menjadi apa saja sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki oleh kita.
Misalnya, kita bermimpi dan berupaya untuk menjadi orang tua yang ideal bagi anak kita, atau seorang seniman yang bermimpi untuk membuat maha karya patung.
Menurut Maslow, orang yang mencapai aktualisasi diri menemukan motivasi dalam pertumbuhan dan kemungkinan-kemungkinan daripada mencoba untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mereka miliki. Mereka melihat hal-hal yang dapat mereka capai, dan mengejarnya sekuat tenaga, terlepas dari apakah hal itu menghasilkan penghargaan eksternal atau tidak.
Karakteristik lain yang menurut Maslow dimiliki oleh orang yang mencapai aktualisasi diri meliputi:
- Persepsi realitas yang realistis
- Penerimaan ketidaksempurnaan
- Fleksibilitas dan spontanitas dalam mengejar tujuan
- Otonomi dan tanggung jawab
- Moral yang konsisten dan kuat
- Penghargaan terhadap kehidupan
- Kreativitas
Meraih aktualisasi diri tidak berarti kita tidak akan memiliki masalah dan selalu bahagia. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai proses yang berkelanjutan, bukan titik akhir dari sebuah perjalanan.
Maslow mengatakan, "Aktualisasi diri dapat digambarkan secara longgar sebagai penggunaan dan eksploitasi penuh bakat, kemampuan, potensi, dll. Orang-orang seperti itu tampaknya memenuhi diri mereka sendiri dan melakukan yang terbaik yang mampu mereka lakukan. Mereka adalah orang-orang yang telah berkembang atau sedang berkembang hingga mencapai tingkat penuh yang mereka mampu."
Epilog