Diam lagi beberapa detik.
"Setelah aku pulang, kamu mau apa?"
"Belajar, siap-siap menghadapi ujian."
"Oh, aku benci sekali!"
Diam lagi.
Goni berdiri dengan lesu. Sejenak ia pandangi wajah Yuniar yang menunduk.Tak lama ia berbalik. Tak bicara sepatah kata pun ia melangkah turuni teras. Hatinya sakit dan kecewa.
Di luar halaman, Goni menendang pagar bambu. Untungnya sang pagar tertanam kuat, jadinya Goni harus terjengking-jengking menahan sakit di jari kelingking. Ia juga harus merelakan tali sandalnya putus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H