"Kalau saja aku bukan seorang Goni, mungkin sudah lama kuputuskan hubungan kita. Membosankan! Tapi aku seorang Goni, yang sabar, yang setia. Seorang Goni sanggup bertahan, teruuuus bertahan. Karena memang cinta seorang Goni sangat besar dan dalam."
Yuniar tak bisa menahan tawa: "Dengan alasan cinta yang dalam kamu mengirim teror SMS setiap hari padaku."
"Jangan marah kalau aku kirim SMS, Yun. Itu pertanda bahwa aku takut. Takut apa? Takut kehilanganmu."
Yuniar mendesah. Ia tak tahu harus ngomong apa. Ia tahu ucapan Goni, yang melankolis abis itu, bukan sekadar gombalan belaka. Ia tahu perasaan Goni sesungguhnya. Ia tahu cinta Goni memang dalam. Tapi, soal ketakutan itu..., ah, seharusnya tak perlu.
"Tak lama lagi kamu lulus, kan, Yun?"
"Tiga bulan lagi."
"Kamu yakin lulus?"
"Yakin."
"Kuharap kamu tak lulus saja."
"Kejam!"
"Ini harapan seorang kekasih."