Mohon tunggu...
Bass Elang
Bass Elang Mohon Tunggu... Seniman -

Dan pada akhirnya senja berubah menjadi malam yang gelap. Tak ada yang berkesan kecuali wajah manismu yang melintas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Move On 12", Masih Membungkam

1 Mei 2018   23:42 Diperbarui: 2 Mei 2018   00:39 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ngapain kita kesini?" tanya Susi. 

"Ya, jalan-jalan aja," jawab Sinta. 

"Jalan-jalan sih jalan-jalan, tapi kok lewat rumah Sugih? Jangan-jangan kamu caper, ya?" timpal Susi cekikikan. 

Nomor telepon lama Sugih sudah tidak bisa dihubungi, sehingga Sinta bingung---harus melalui apa lagi ia dapat berkomunikasi dengan Sugih. Tetapi dia yakin Sugih masih menyimpan nomornya, dan suatu saat Sugih bakal menghubunginya dengan nomor baru. Sinta telah ditipu oleh halusinasinya---yang kerap merasuki pikirannya. Karena itu, setiap teleponnya berbunyi, disangkanya dari Sugih. 

Pernah, suatu ketika, nomor baru miskol tanpa sepengetahuannya. Pikirannya menyimpulkan: ini pasti Sugih, ini pasti Sugih. Dan ia berharap nomor itu bakal meneleponnya lagi. Dirasa-rasa lama tak telepon lagi, Sinta berusaha memiskol balik, tapi nomor itu tak juga meneleponnya lagi. Sinta penasaran. 

Pulsanya tak cukup---hanya bisa miskol, ia isi ulang ke konter terdekat. Setelah pulsanya sudah terisi, ia mencoba menghubungi nomor itu, namun sayang, tak diangkat sampai berkali-kali. Tapi pikirnya, mungkin pemilik nomor itu (yang dikiranya Sugih) malu mengangkat teleponnya, sehingga ia SMS: Maaf tadi saya sibuk, ini siapa, ya?

Sinta menunggu balasan SMS dari nomor itu sampai berjam-jam tak kunjung jua dibalas. Maka ia mencoba mengirim pesan lagi dengan pernyataan yang sama. Pun tak dibalas. Tapi nomor itu ia save dengan nama kontak Sugih.

"Aku juga sering ditelepon nomor baru," kata Susi mengalami. 

"Kayaknya itu Sugih, Sus. Boleh aku pinjem HP-mu, buat nelpon nomor itu?" pinta Sinta. 

"Itu nomor nyasar, Ta. Bukan Sugih. Tapi kalau kamu penasaran boleh pake HP-ku."

"Makasih?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun