Mohon tunggu...
Dr.Dr.Basrowi.SE.ME.MPd.PhD
Dr.Dr.Basrowi.SE.ME.MPd.PhD Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat adm bisnis Alumni S3 Unair, Alumni S3 UPI YAI Jakarta, S3 Asia e University

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rezeki, Hak Prerogratif Allah

7 Maret 2020   00:01 Diperbarui: 11 Maret 2020   07:23 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 112. (ingatlah), ketika Pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?". Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman".

 113. mereka berkata: "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati Kami dan supaya Kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada Kami, dan Kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu".

 114. Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan Kami turunkanlah kiranya kepada Kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi Kami Yaitu orang-orang yang bersama Kami dan yang datang sesudah Kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah Kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling Utama".

 115. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), Maka Sesungguhnya aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia".[28]

  Kedua, kelahiran Maryam tanpa melalui sebuah proses dan bukan atas kehendaknya melainkan atas kehendak Tuhannya:[29]

  (Dia (Maryam) berkata, "Ya Tuhan-ku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?" Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan  sesuatu,  Dia  hanya  berkata kepadanya, "jadilah" maka jadilah sesuatu itu).[30]

 Ketiga, rezeki Allah swt pun menyertai Maryam dalam kesendiriannya, ketika dia menghadapi proses persalinannya: "(Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan. Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "janganlah engkau bersedih hati, sezungguhnya Tuhan-mu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.   Dan   goyangkanlah   pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak  kepadamu.   Maka  makan,  minum dan bersenanghatilah engkau)."[31]

 Beberapa potongan dari kisah Maryam yang diabadikan oleh Al-Qur'an, sebagai penegasan bahwasannya rezeqi seorang hamba di tangan Tuhan-nya, dan rezeqi seorang hamba merupakan bagian dari hak preogratif Tuhan

Referensi:

1.Zakiyudin, 2006. “Konsep Keadilan dalam Alqur’an”, Disertasi tidak diterbitkan, Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga
2.Yusuf Baihaqi. Dimensi Ekonomi Dalam Kisah Al Qur’an. On-line: di https://media.neliti.com/media/publications/56572-ID-dimensi-ekonomi-dalam-kisah-al-quran.pdf  diakses tanggal 19 November 2018. h.1
3.Zamakhsyari Abdul Maji. Ekonomi dalam Perspektif Alquran. Ahkam: Vol. XVI, No. 2, Juli 2016251
4.Lihat Q.S. Az Zukhruf [43]: 32 lihat juga Yusuf Baihaqi...op.cit h. 66
5.Yusuf Baihaqi...op.cit h. 66
6.Ibid
7.A.M. Saefuddin, Nilai-nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Samudera, 1984), h.11.
8.Zamakhsyari Abdul Maji: Ekonomi dalam Perspektif Alquran. Ahkam: Vol. XVI, No. 2, Juli 2016251 h.10
9.Lihat: Q.S. Al Muthaffifîn [83]: 1-6. Lihat juga Yusuf Baihaqi. Op cit. h. 66
10.Yusuf Baihaqi. Op cit. Hal 66
11.Lihat: Q.S. Fâthir [35]: 29. Periksa juga Yusuf Baihaqi. Op cit. h. 67
12.Zakiyudin, op-cit. H. 1
13.Mengenal Hakikat Rezeki Dalam Islam http://ayat1000dinar.blogspot.com/2013/05/mengenal-hakikat-rezeki-dalam-islam.html
14.Lihat: Q.s. Adh-Dhâriyât; 22-23.
15.Lihat: Q.s. Hûd: 6
16.Lihat: Q.s. Al-Isrâ’[17]: 31
17.Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya
18.Lihat: Q.s. Al-An’âm: 151
19.Lihat: Q.s. al-Syûrâ [42]: 4
20.Ahmad Mushthafâ al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî, (Beirut: Dâr Ihyâ al-Turâts al-‘Arabî, 1985), Juz. IX, h.15.
21.Lihat: Q.s. al-Mulk [67]: 15.
22.Lihat: Q.s. al-Baqarah [2]: 215, 272, 273; Q.s. Hûd [11]: 84; Q.S.al- Hajj [22]: 84.
23.Lihat: Q.s. al-Nisâ [4]: 4.
24.Zakiyudin, op-cit, 2
25.Yusuf Baihaqi, op.cit h.68
26.Yusuf Baihaqi, op.cit h.68
27.Lihat: Q.S. Âli `Imrân [3]: 37
28.Lihat: Q.s. Al Ma’idah: 112-115
29.Yusuf Baihaqi, op.cit h.68
30.Lihat: Q.S. Âli `Imrân [3]: 47
31.Lihat: Q.S. Maryam [19]: 23-26.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun