Narkoba, tidak mengenal suku atau keyakinan.
Warga Kota Semarang kebanyakan pada masa itu pun terkena demam ini. Ironi dari sesuatu yang menghancurkan banyak keluarga dan bangsa ini malah menjadi satu sarana pembauran etnis. Anjloknya nilai tukar Rupiah pada saat itu justru menjadi satu keuntungan bagi Kota Semarang yang didukung oleh sentra industri furniture Jepara dan pelabuhan Kota Semarang.
Bergeraknya ekonomi, euphoria kebebasan reformasi dan lemahnya hukum yang ada pada saat itu menjadi faktor pendukung. Anda mau orang Jawa, peranakan Arab, Tionghoa, Â etnis dari para pendatang luar Jawa yang merantau di kota Semarang dan bahkan orang asing multi nasional dengan istri lokal mereka ( era booming furniture Jepara) Â pada masa itu menjadi membaur. Semua teman dalam kegembiraan era house music dantripping. Ekonomi yang membaik dan peredaran barang haram yang bikin semua menjadi teman dan saudara.
Sejarah kelam namun juga sisi pembauran yang harus jujur diakui memang bagian dari Kota Semarang.
Gesekan Di Indonesia. Bagaimana Dengan Semarang ?
Di berbagai penjuru Indonesia, berbagai gesekan antar etnis dan keyakinan seperti semakin mudah tersulut. Hal ini tentu menjadi perhatian warga Semarang yang memang ‘multi’ ini. Sedikit kecemasan bahwa peristiwa yang terjadi di berbagai belahan daerah di Indonesia itu akan menjadi pelatuk bagi kelompok  kecil masing masing yang selama ini tak terlihat namun meradang.
Warga Semarang, mulai hati hati dan berjaga dengan kata toleransi. Media sosial pun dipergunakan sebagai wadah informasi dan juga kerukunan bersama saat pergeseran tradisi, seperti arak arakan Warak Ngendog sebelum Ramadhan menjadi seperti sepi peminat.Acara yang diprakarsai oleh Kanjeng Bupati RMTA Purbaningrat yang dimulai pada tahun 1881 sempat terlihat kehilangan makna dan bahkan sedikit yang tahu akan nilai historis dan filosofis dibalik perayaan itu sendiri.
Tantangan baru untuk mempertahankan pembauran yang sudah cukup lama harmonis ini menjadi tugas estafet kepada generasi seterusnya.
Pemerintah Kota Semarang menjadi serius untuk ‘menggarap’ nilai historis Kota Semarang. Kerukunan multi kultural yang menjadi ciri khas , dibangunkan kembali. Kawasan Kota Lama dipugar habis. Yang dulunya sempat menjadi satu area yang rawan akan tindak kejahatan, kini menjadi satu spot klangenan turism wajib yang juga mengangkat historis gerakan dan peleburan multi etnis tadi.