Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ups and Downs Kehidupan, Don't Give up!

29 Juni 2023   16:09 Diperbarui: 29 Juni 2023   16:18 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

              "Akhirnya lo datang juga ya. Sudah lama banget kita janjian ketemu tapi gagal-gagal mulu." Ujarnya sambil menggiring gue masuk ke dalam apartemen. Ruangan berukuran sedang, memiliki 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga dan 1 ruang kitchen. Unitnya lumayan luas jika dibandingkan dengan apartemen subsidi. Karena masih ada space untuk anak-anak bermain. Meski tumpukan barang ada dimana-mana.

              "Mama lagi keluar kota," jawabnya sebelum gue bertanya keberadaan mamanya. Mungkin sudah kontak batin jadi dia sudah tau isi pertanyaan di otak gue. Mungkin juga karena kedekatan gue dengan keluarga mereka begitu kental. Sudah seperti keluarga sendiri.

              "Adik gue juga nggak disini. Dia tinggal di rumah suaminya. Nggak jauh darisini, kok." Ujarnya lagi.

Siang itu hanya ada dia dan 3 anak perempuan yang usianya sekitar 5 dan 10 tahun. Serta ART yang sibuk di dapur. Gue mereka-reka kalau anak gadis 10 tahun itu adalah anak bayi yang dulu diadopsi mereka. Karena, saat diadopsi, gue ikut menemani mereka mengambil dan membawanya ke apartemen mereka. Ternyata waktu begitu cepat berlalu. Anak bayi yang masih merah dulu kini, sudah beranjak remaja. Sedangkan gadis kecil brambut ikal ternyata adalah anaknya dan yang satunya berambut pirang sahabat dari anak yang tinggal bersebelahan dengan unit mereka.

              "Ini anak gue. Lucu,kan?"

              "Cantik bangetttt.." puji gue jujur. Wajahnya benar-benar indo. Selain cantik, anaknya bener-bener smart dan talk active. Dia banyak bertanya tentang diri gue yang baru kali pertama dilihatnya. Dia bertanya bukan pakai bahasa Indonesia tetapi bahasa Inggris.

              "He's my old friend." Ujar teman gue menjelaskan ke anaknya. Kemudian menyusul rentetan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Setelah puas bertanya baru deh dia dan kakaknya serta temannya pergi ke kamar melanjutkan permainan mereka.

              "Mereka selalu main bersama. Anak yang satu lagi itu anak tetangga. Bokapnya orang Norwegia." Jelas temanku lagi.

              "by the way, where's your hubby?" Tanya gue penasaran.

Dia terdiam lamaaaa banget. Kemudian,"gue merokok ya.." pintanya. "O, sure! Silahkan." Ucap gue. Dia menyalakan rokoknya dan menarik dalam-dalam asapnya. Satu persatu airmatanya menetes beriringan dengan asap rokok yang perlahan-lahan keluar dari mulutnya.

              "Why?" Tanya gue bersalah. "sori lho kalo pertanyaan itu nggak lo inginkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun