Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trans Substansi Dialektis Jagat Gumelar, Jagat Gumulung Menghasilkan Buwono Langgeng untuk Audit Kepatuhan Pajak Warga Negara

7 April 2024   00:43 Diperbarui: 7 April 2024   00:49 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menerapkan konsep dialektis Jagat Gumelar dan Jagat Gumulung dalam konteks pemeriksaan kepatuhan pajak dapat menjadi tantangan, namun di sisi lain dapat memberikansudut pandang yang baru, berbeda dan juga berharga tentang tata cara mencapai Buwono Langgeng.

Konsep Jagat Gumelar menekankan pentingnya keseimbangan dan harmoni dalam hubungan antara Wajib Pajak dan Pemerintah. Dalam konteks ini, pemeriksaan kepatuhan pajak harus dilakukan dengan cara yang adil dan berkeadilan tanpa menimbulkan ketidakseimbangan atau ketegangan antara Pemerintah dan Wajib Pajak.  Memperlakukan semua Wajib Pajak dengan adil dan setara tanpa kecenderungan atapun tendensi untuk berlaku tidak adil dan pemeriksa harus memastikan bahwa setiap interaksi dengan Wajib Pajak didasarkan pada keseimbangan. Jagat gumelar juga menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara individu dan masyarakt, pemerintah dapat menerapkan pendekatan yang lebih proaktif dalam memberdayakan masyarakat untuk memahami dan mematuhi kewajiban pajak mereka untuk menciptakan lingkungan yang lebih harmonis. Walaupun penting untuk menerapkan hukuman atau sanksi terhadap pelanggar pajak, hal ini harus dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan keadilan. Dalam konteks Jagat Gumelar, pemeriksaan kepatuhan pajak harus memperhatikan aspek- aspek keadilan sosial dan memastikan bahwa penegakan hukum dilakukan secara proporsional.

Dalam konteks Jagat Gumulung, pemeriksaan kepatuhan pajak harus dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan pemahaman terhadap situasi yang dihadapi oleh Wajib Pajak. Ini mencakup pengakuan bahwa setiap individu atau entitas memiliki perjalanan dan tantangan masing-masing dalam mematuhi kewajiban pajaknya. Pemeriksa pajak harus mengakui bahwa kepatuhan pajak adalah proses yang terus menerus berubah, sebagaimana tercermin dalam konsep Jagat Gumulung dan memahamai bagaimana perubahan dalam kebijakan perpajakan dapat mempengaruhi praktik kepatuhan pajak, karena itu harus ada penyesuaian terus menerus dalam pendekatan pemeriksaan untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya. Pemeriksaan kepatuhan pajak harus diimbangi dengan upaya edukasi dan keterbukaan. Pemerintah dapat menyediakan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang apa saja kewajiban pajak suatu individu atau entitas serta memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk bertanya dan mendapatkan penjelasan yang diperlukan.

Dengan menerapkan pendekatan yang mengintegrasikan konsep- konsep dari Jagat Gumelar dan Jagat Gumulung, pemeriksaan kepatuhan pajak dapat menjadi lebih efektif dan berdampak positif baik kepada masyrakat maupun pemerintah. Ini pada akhirnya akan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan berkelanjutan yang sesuai dengan konsep Buwono Langgeng yang diharapkan.

Dalam melakukan pemeriksaan kepatuhan paja, pemeriksa perlu menerapkan pendekatan dialektis yang memadukan prinsip- prinsip kesimbangan dan perubahan yang tercermin dalam Jagat Gumelar dan Jagat Gumulung. Ini berarti mengintegrasikan keadilan dan keharmonisan dalam interaksi dengan Wajib Pajak sembari memperhitungkan dinamika dan perubahan dalam lingkungan perpajakan. 

Tujuan utama dari pemeriksaan kepatuhan pajak adalah menciptakan kepatuhan pajak yang berkelanjutan di antar Wajib Pajak. Ini melibatkan tidak hanya mengidentifikasi pelanggaran dan kesalahan tetapi juga memberikan pendampingan dan bimbingan kepada Wajib Pajak untuk memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kepatuhan mereka di masa yang akan datang. Melalui cara ini pemeriksa dapat mencapai Buwono Langgeng dalam pemeriksaan kepatuhan pajak dengan mendorong praktik kepatuhan yang berkelanjutan melalu pendekatan yang seimbang dan dinamis serta memberikan kontribusi bagi keberlangsungan ekonomi sosial dan masyarakat.`

Dari persepktif Wajib Pajak kita dapat menggunakan konsep sadulur papat lima pancer. Memang mungkin pada pandangan pertama tidak terlihat hubungan langsungantara konsep tersebut dengan pemeriksaan pajak, namun jika ditealaah lebih mendalam kita dapat menemukan beberapa paralel yang menarik di antara keduanya. Misalnya mengenai kesadaran akan kesejahteraan bersama. Konsep sadulur papat lima pancer menekankan pentingnya solidaritas dan kesadaran akan kesejahteraan bersama, dalam pemeriksaan pajak penting bagi Wajib Pajak untuk menyadari bahwa kepatuhan pajak tidak hanya bermanfaat bagi pribadi atau perusahaan mereka sendiri, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Pajak yang terkumpul dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur, meningkatkan layanan sosial dan menyelenggarakan program- program kesejahteraan umum.

Nilai- nilai gotong royong dalam sadulur papat lima pancer mencerminkan pentingnya kerja sama dan berbagi dalam mencapai tujuan bersama. Dalam pemeriksaan pajak, kerja sama yang baik dari Wajib ajak dengan pemeriksa pajaka adalah aspek yang sangat penting. Kepatuhan pajak yang baik dari semua pihak, termasuk individu dan perusahaan akan sangat membantu dalam memastikan keberhasilan sistem perpajakan secara keseluruhan.

Konsep saling mendukung dalam sadulur papat lima pancer mencerminkan pentingnya masyarakat untuk saling memberikan bantuan dan dukungan. Dala m pemeriksaan pajak, profesional di bidang pajak dan konsultan pajak memainkan peran penting dalam membantu Wajib Pajak untuk memahami kewajiban mereka dan menjalankan peraturan perpajakan dengan benar. Dukungan dan nasihat yang tepat dapat membantu Wajib Pajak untuk menghindari kesalahan dan memastikan bahwa kepatuhan berjalan dengan baik. Konsep sadulur papat lima pancer juga mengajarkan pentingnya harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan sosial. Dalam pemeriksaan pajak, penting bagi otorias pajak untuk menjaga keseimbagan antara pemeriksaan yang tegas dan ketat untuk mencegah penyalahgunaan dan pelanggaran, sambiljuga memberikan keterbukaan dan kemudahan bagi Wajib Pajak yang telah mematuhi peraturan dengan benar. 

Meskipun pada permukaan terlihat berbeda, konsep- konsep dalam saulur papat lima pancer dapat memberikan wawasan yang berguna dalam memahami pentingnya kesadaran dan kesejahteran bersama, dukungan saling menyelami, kerja sama dalam menciptakan harmoni dalam konteks pemeriksaan pajak dan kepatuhan pajak secara keseluruhan.

Hubungan antara empat tahap dalam ajaran kejawen dengan pemeriksaan dapat dilihat dari sudut pandang filosofis dan praktis. Meskipun tidak ada keterkaitan langsung, namun prinsip yang terkandung dalam empat tahap menuju kesempurnaan dalam ajaran kejawen dapat memberikan sudut pandang dan paradigma yang berharga dalam praktik pemeriksaan pajak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun