Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trans Substansi Dialektis Jagat Gumelar, Jagat Gumulung Menghasilkan Buwono Langgeng untuk Audit Kepatuhan Pajak Warga Negara

7 April 2024   00:43 Diperbarui: 7 April 2024   00:49 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sadulur Papat Lima Pancer adalah falsafah kehidupan dalam tradisi Jawa, yang berasal dari kata "sadulur" yang berarti saudara, "dan "pancer" yangberati pelindung atau perlindungan. Secara harfiah, sadulur papat lima pancer diartikan sebagai saudara empat lima pelindung. Sadulur Papat Lima Pancer mencerminkan prinsip-prinsip yang dianggap penting dalam kehidupan, terutama dalam konteks kebersamaan, solidaritas dan saling dukung. Bebarapa elemen utama dari konsep ini adalah sebagai berikut:

  • Kesatuan dan Kebersamaan yang mengajarkan bahwa kita semua adalah saudara yang harus saling mendukung dan melindungi satu sama lain.
  • Solidaritas dan saling pedulu, di mana setiap individdu diharapkan untuk memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan sesama, serta siap untuk memberikan bantuan dan dukungan saat diperlukan.
  • Gotong royong yang menekankan pentingnya bekerja sama dan berabgi dalam mencapai tujuan bersama dan mengatasi tantangan bersama- sama.
  • Kedamaian dan kesejahteraan bersama, dengan saling mendukung masyarakat diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman, sejahtera dan berkelanjutan bagi semua anggotanya.

Dalam nilai filosofis kejawaen ada empat tahap yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia  menuju ksempurnaan atau kedekatan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Empat tahap tersebut dalah syariat, tarekat, hakikat dan makrifat.

Tahap pertama dalam perjalanan spiritual adalah syariat, yang mengacu pada aspek hukum, dan tata cara dalam agama. Pada tahap ini, individu mengikuti aturan dan perintah yang tercantum dalam ajaran agama secara ketat. Mereka menjalankan kewajiban- kewajiban agama, mematuhi perintah Tuhan dan menghindari Larangan- Nya. Syariat mencakup praktik- praktik ritual, peraturan moral dan kode etik yang harus diikuti oleh individu sebagai bagaian dari keyakinan agamanya.

Tahap kedua adalah tarekat, tahap ini mengacu pada jalan atau metode spiritual yang lebih dalam. Pada tahap ini, individu mulai mengeksplorasi dimensi spiritualitas melalui praktik- prakitk meditasi, zikir, kontemplasi, puasa atau ibadah pribadi lainnya. Mereka mencari pengalaman langsung dengan Tuhan dan upaya untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta melalui pengabdian dan penyerahan diri yang lebih dalam. Tarekay juga dapat melibatkan praktik- praktik mistis atau kepercayaan tradisional yang digunakan untuk mencapai kedamaian batin dan pemahaman yang lebih baik mengenai alam semesta.

Tahap ketiga adalah hakikat, pada tahap ini individu mulai memahami makna spiritual dari ajaran dan praktik agama mereka dan menyadari bahwa Tuhan ada di dalam setiap aspek kehidupan dan bahwa segala sesuatu adalah manifestasi dari-Nya. Tahap ini melibatkan pencarian pemahaman tentang esensi dari segala sesuatu dan hubungannya dengan Tuhan atau alam semesta.

Yang terakhir adalah Makrifat, yang merupakan puncak dari perjalanan spiritual. Pada tahap ini Individu mencapai tingkat kesadaran yang sangat tinggi dan memiliki pengalaman langsung atau intuitif tentang kebenaran yang lebih tinggi. Mereka menyadari keberadaan Tuhan dalam diri mereka sendiri dan dalam semua hal. 

Keempat tahap tersebut membentuk suatu hierarki atau tangga perjalanan spiritual, di mana individu secara bertahap meningkatkan pemahaman dan kesadaran mereka tentang ralitas dan hubungan mereka dengan alam semesta dan Sang Pencipta. 

Sadulur papat lima pancer dan konsep empat tahap menuju kesempurnaan dalam ajaran kejawen memiliki keterkaitan yang kuat karena keduanya merupakan bagian dari filosofi dan ajaran spiritualitas Jawa yang bertujuan membimbing dan memberi arahan kepada individu menuju kesempurnaan atau keutuhan.

Sadulur papat lima pancer menekankan persaudaraan dan hubungan yang harmonis, yang mengajarkan pentingnya kerjasama dan tolong menolong yang sejalan dengan nilai- nilai sosial dan kebersamaan dalam konsep persaudaraan kejawen. Setiap tahap mencapai kesempurnaan dalam ajaran kejawen  adalah tuntunan individu untuk mencapai pemahaman yang mendalam mengenai hakikat keberadaaan dan hubungan individu tersebut dengan Tuhan atau alam semesta, dalam konsep tersbut sadulur papat lima pancer memainkan peran penting dalam membimbing individu melalui tahap- tahap tersebut dengan memberikan dukungan sosial, persaudaraan dan bimbingan spiritual.

Konsep pancer itu sendiri mengacu pada perlindungan spiritual atau pembungkus yang melindungi individu dari gangguan spiritual atau kekuatan negatif. Hal ini sesuai dengan empat tahap menuju kesempurnaan yang membutuhkan perlindungan dan kesadarn spiritual dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam perjalanan menuju kesempurnaan. Sadulur papat lima pancer berfungsi sebagai panduan moral dan spiritual bagi individu untuk menjalanai tahap menuju kesempurnaan atau keutuhan yang mencermikan nilai- nilai sosial, spiritual dan filosofis yang kaya dalam budaya dan tradisi jawa.

Penerapan Transsubstansi Dialektis Filosofi Jawa Dalam Pemeriksaan Pajak 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun