Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keunikan Al Quran

14 Januari 2021   08:58 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:36 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dan bisa saja terjadi, bila orang yang mengedepankan merasa bisa ini pergi ke Arab Saudi. Begitu mendengar orang membaca sejarah kerajaan Arab Saudi yang sudah barang tentu menggunakan bahasa Arab, lalu dikatakan orang membaca Al Qur'an. Karena orang tersebut beranggapan bahwa, Islam harus berbahasa Arab, sehingga bacaan dengan bahasa Arab lalu dianggapnya Al Qur'an. Tolong diingat, anggapan seperti ini tidak mengandung kebenaran, dan menjerumuskan umat.

Surat Yusuf ayat  2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

Surat Az Zukhruf ayat 3. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). 

Untuk memahami makna yang terkandung didalamnya diperlukan waktu yang cukup, dan pembacaan berulang kali tanpa batas, serta dirasakan melalui roso pangroso dari ayat pertama surat pertama, sampai dengan ayat terakhir surat terakhir yang ada dalam Al Qur'an atau kitab sucinya. Mengingat firman Allah yang terdapat dalam satu ayat dari surat tertentu, dapat ditemukan firman senada di ayat lain dalam surat yang sama, atau dalam surat lain, yang menjelaskan. Jadi tidak cukup hanya dibaca sekali dalam satu tahun, tiap bulan Ramadan.

Demikian seterusnya, sehingga kita dapat mengkristalisasikan makna hakiki  dari ayat Allah yang kita kaji. Dan yang pada giliran selanjutnya, kita dapat melaksanakan atau mewujud - nyatakan ayat Allah tersebut, dengan benar dan tepat. Namun perlu diingat perintah, dan petunjuk Allah itu umumnya disampaikan dalam bentuk perumpamaan.

Setelah dapat memahami atau mengerti makna  hakiki yang terkandung didalamnya, lalu ditempatkan dalam hati ( surat Asy Syu'araa' 194 ). Untuk selanjutnya diamalkan atau diwujud - nyatakan kedalam, tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita, sehari - hari. Artinya setiap langkah kita, selalu disinari Nur Illahi, amiin.

Dengan demikian kita selalu mengingat Allah tanpa terputus dalam keadaan apapun, dan dimanapun kita berada. Atau dengan kata lain kita selalu menciptakan suasana keprihatinan secara terus menerus tanpa terputus, yaitu memprihatinkan jangan sampai amanat suci yang telah dipercayakan Allah kepada kita, tercemar kesuciannya karena bujuk rayu iblis, setan dan sebangsanya melalui hawa nafsu yang terdapat dalam diri kita sendiri. Dengan selalu mengingat Allah ( mendirikan shalat ), akan dapat menghindarkan diri kita dari perbuatan buruk dan tercela, yang muara akhirnya amanat suci yang diamanatkan kepada kita, tetap terjaga kesuciannya.

Surat Al 'Ankabuut ayat 45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab  ( Al Qur'an ) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari ( perbuatan -- perbuatan ) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah ( shalat ) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat -- ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat tadi apabila ditelusuri lebih dalam, mengingat Allah ( mendirikan shalat ) sesungguhnya bersifat preventip atau pencegahan. Begini ilustrasinya. Suatu saat kita akan marah kepada seseorang, kemudian kita ingat bahwa Allah bersama orang yang sabar. Akhirnya kita mengedepankan sifat sabar, lalu tidak jadi marah. Suatu saat kita akan memukul kambing, kemudian kita ingat bahwa Allah  Maha Penyayang. Akhirnya kita mengedepankan sifat penyayang, lalu tidak jadi memukul kambing. Suatu saat kita bertemu seseorang datang meminta -- minta spontan akan dimaki, tetapi kemudian kita ingat bahwa Allah Maha Pengasih. Akhirnya kita mengedepankan sifat pengasih, lalu memberi sesuatu yang bermanfaat kepadanya, dan tidak jadi memaki. 

Benar dan tepat bukan bahwa mendirikan shalat itu bersifat preventip? Artinya dengan mengingat Allah,  dapat mencegah kita untuk tidak jadi marah. Dengan mengingat Allah, dapat  mencegah kita untuk tidak jadi memukul. Dengan mengingat Allah, dapat mencegah kita untuk tidak jadi memaki orang lain, dan seterusnya dan seterusnya, dan seterusnya. Dengan demikian, kita tidak jadi melakukan perbuatan buruk atau perbuatan tercela lainnya kepada orang atau pihak lain. Sekaligus kita bersyukur karena dapat mengendalikan hawa nafsu, dengan muara akhirnya kita dapat mengkondisikan hati kita menjadi sejuk dan tenteram. Karena amanat suci yang dipercayakan kepada kita, tidak tercemar kesuciannya oleh hawa nafsu dalam diri kita yang berkiprah atas kendali iblis, setan, dan sebangsanya.

Surat Ar Ra'd ayat 28. ( yaitu ) orang -- orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun