Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tujuh Hal yang Sudah Saya Dapatkan dari Blogging dan Menulis Setiap Hari

20 Oktober 2015   07:35 Diperbarui: 20 Oktober 2015   08:31 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang sudah saya dapatkan dari aktivitas blogging selama ini?

Ah, tentu saja tak banyak. Jika dampak positif dari blogging itu seperti biskuit di sebuah piring, maka yang saya dapatkan hanya remah-remahnya saja. Ia tak sekelas Raditya Dika yang menjadi terkenal dan kaya raya atau seperti blogger-blogger profesional lain yang sudah berjuta-juta.

Tidak. Belum sampai kesana.

Tapi, dari yang sedikit ini, semoga bisa menjadi penyemangat kalian untuk terus ngeblog dengan sungguh-sungguh. Semoga juga, yang belum ngeblog menjadi tergugah dan mencoba untuk bisa melakukan. Tidak perlu lama-lama, saya hanya menyisihkan satu jam saja setidaknya untuk blogging setiap harinya.

Apa saja yang sudah saya dapatkan dari Blogging?

#1. Juara 2 Nasional Lomba Menulis Novel

Ketika itu, tahun 2013, saat saya baru saja kembali dari pengabdian di Kalimantan. Secara tak langsung juga menjadi tahun kedua saya berlatih menulis setiap hari dan mempostingnya di blog. Seorang kawan menghubungi saya via pesan singkat, seorang blogger perempuan, katanya:

“Bang Syaiha, ada lomba menulis buku tuh. Cobain ikut deh. Soale, tulisan-tulisan Bang Syaiha di blog sudah bagus kok. Sekali-kali ikut lomba dong.”

Tak berselang lama, saya lalu membuka link yang diberikannya. Sebuah event menggiurkan memang, Sayembera Menulis Buku. Dari lomba itu akan dipilih dua naskah saja untuk diterbitkan senilai masing-masing 128 juta.

Cakep nih!

Dengan niat ingin berlatih, saya kemudian memberanikan diri mengikutinya. Masih ada waktu dua bulan lagi hingga deadline yang ditetapkan. Maka kemudian, saya sering merenung, mencari ide cerita dan menentukan tokoh serta konflik yang akan dibangun.

Baru sekitar satu bulan, cerita yang akan saya tuangkan utuh. Siapa tokoh-tokohnya, alurnya bagaimana, konfliknya seperti apa, hingga pesan kebaikan apa yang ingin saya sampaikan.

Satu bulan berikutnya lagi, saya gunakan untuk menulis. Saya membuat jadwal yang harus saya tepati sendiri. Pagi menulis hingga jam 10. Dilanjutkan membaca novel hingga Dhuhur. Setelah Ashar, saya melanjutkan menulis kembali. Malamnya, saya menikmati novel lagi.

Bagi saya, jika kita sedang menulis novel, maka kitapun harus membaca novel. mengambil pelajaran dari novel-novel yang ada, memperkaya diksi, dan secara tak langsung akan membuat tulisan kita menjadi lebih baik dengan sendirinya.

Tiga minggu saja, novel saya selesai. Saya beri judul Sepotong Diam. Seminggu berikutnya, saya gunakan untuk membaca ulang, mengedit-ngedit, dan mencetaknya untuk dikirim ke panitia lomba.

Hari-hari menjelang pengumuman menjadi hari paling lama dan mendebarkan. Hampir setiap hari saya membuka website panitia dan menduga-duga. Sebuah hal bodoh seharusnya. Karena tanggal pengumuman memang masih lama. Dan seandainya menang, bukankah seharusnya saya dihubungi oleh panitia?

Tapi begitulah, saya harap-harap cemas.

Hingga suatu hari, teman saya yang memberitahu tentang lomba ini, mengirimi saya pesan singkat lagi. Ia bilang:

“Bang Syaiha, barokallah ya. Novel Sepotong Diamnya juara 2. Itu berarti akan diterbitkan dan mendapatkan penghargaan. Salut. Saya pesan satu yaa..”

Ya Allah, itu adalah sebuah pesan singkat yang membuat hari saya dari pagi dan malam menjadi indah sekali. kerja keras saya selama dua bulan penuh terbayar lunas beserta bonus-bonusnya.

Benarlah bahwa, jika kita bersungguh-sungguh, maka kita akan mendapatkannya.

#2. Masuk dalam 25 Penulis Terbaik Nasional

Ini adalah lomba yang lain. Saya ikuti setelah berhasil memenangkan lomba menulis novel Sepotong Diam. Kali ini, lomba yang dilakukan adalah menulis kisah nyata inspiratif dari orang-orang disabilitas –cacat, seperti saya.

Kebetulan sekali, saya sendiri menjalani hidup sebagai pemuda pincang sejak usia satu tahun hingga sekarang. Banyak kisah-kisah menggugah yang seharusnya bisa saya bagikan. Semisal, saya harus berjalan kaki 8 km untuk sekolah SD dulu, menjadi bahan ejekan di sekolah karena kaki yang pincang, ditolak mendaftar di sekolah favorit karena keterbatasan, dan masih banyak lagi.

Semua yang saya alami bukan kisah fiksi seperti di sinetron-sinetron televisi. Ini real. Saya alami sendiri. Dan jika Ia dituangkan dalam sebuah tulisan, tentu bisa menjadi bacaan yang –semoga saja, mencerahkan. Membangkitkan semangat juang anak-anak remaja jaman sekarang.

Singkat cerita, saya pun mengikuti lomba yang diberi tajuk Karya Pelangi ini. Kegiatan ini dilakukan oleh penerbit besar. Dari sekian banyak naskah yang masuk, akan dipilih 25 kisah saja dan akan diterbitkan dalam sebuah buku.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, ketika pengumuman dikeluarkan nama saya tertera di deretan 25 penulis terbaik lainnya. Ada di urutan 17 nasional. Kabarnya, naskah yang masuk hingga ribuan. Dan mendapatkan urutan ke-17, saya rasa bukan sebuah prestasi yang begitu buruk.

Buku Karya Pelangi ini dicetak massal dan disebarkan di seluruh toko buku di Indonesia. Dan barangkali, diantara kalian yang membaca tulisan sederhana ini, ada yang memilikinya.

Jika demikian, salam kenal!

#3. Tulisan Dimuat di Koran

Kalian pernah mengirimkan tulisan dan dimuat di koran? Saya yakin sekali, diantara sekian banyak orang yang membaca tulisan ini, pasti ada puluhan atau ratusan orang yang pernah melakukan –mengirimkan tulisan ke koran. Dan saya pun percaya, diantara sekian banyak orang itu, ada satu dua orang yang berhasil dimuat tulisannya di koran. Di pajang namanya disana.

Itu keren sekali!

Dan saya pernah mengalaminya. Saya mengirimkan tulisan ke koran dua kali. Dua-duanya diterima dan diterbitkan. Kedua tulisan yang saya kirimkan ke koran, bertema pendidikan. Pertama tentang Semangat Mengajar dari Sarjana-Sarjana Muda dalam Gerakan Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa. Dan kedua tentang Psimisme Kurikulum 2013.

Awalnya, saya iseng-iseng saja menulis dan mengirimkannya ke koran, Pontianak Post. Hingga beberapa hari kemudian, seorang guru yang mengenal saya menghubungi. Berkata dalam bahasa Sambasnya.

“Pak Syaiha. Keren lalu ii. Saye agek inyan bace koran yee, ade tulisan Bapak tok! –Pak Syaiha, keren sekali ya. Saya baru saja membaca koran nih, ada tulisan Bapak.”

Ah, itu adalah sebuah hal yang juga menggembirakan. Hanya mengirim dua kali dan dua-duanya diterbitkan.

Honornya ada, Bang?

Ada, tapi tak banyak. Cukup untuk membeli pulsa saja.

#4. Menjadi Pembicara di Beberapa Seminar

Seingat saya, ketika SMP dulu, saya pernah berkeinginan dalam hati untuk bisa berbicara di depan orang banyak. Mengisi seminar atau pelatihan. Sepertinya itu keren sekali, bukan?

Mimpi itu saya simpan sendiri hingga SMA dan kuliah. Malangnya Ia tak pernah menjadi nyata. Seakan susah sekali mewujudkannya. Saya benar-benar bingung harus memulainya darimana.

Hingga ketika saya mengenal dunia blogging dan menulis banyak hal disana. Datang juga kesempatan untuk memberikan beberapa seminar. Biasanya, materi yang saya isi seputar dunia pendidikan, dunia kepenulisan, dan motivasi.

Hingga tulisan ini dibuat, saya sudah mengisi di beberapa kampus besar, semisal, IPB, Unibraw, Sekolah Tinggi Agama Islam Sambar, Universitas Ibnu Khaldun, SMA Muhammadiyah Jakarta, dan sebagainya. Daerah-daerah yang saya pernah datangi juga sudah lumayan banyak: Sambas, Malang, Bogor, Sukabumi, dan Jakarta.

Semoga dengan menyebarnya tulisan ini, kesempatan itu akan terbuka lagi. Saat ini, saya sedang berencana berbagi kepada guru-guru di bilangan Bogor tentang kepenulisan dan blogging. Gratis. Cukup sediakan tempat dan peserta saja.

#5. Sudah Menghasilkan Lima Buku

Benar, bahwa kelima buku itu, tidak saya tulis sendiri semua, tidak buku solo. Empat diantaranya adalah buku antologi, di tulis oleh banyak orang, saya salah satunya. Dan hanya satu saja buku solo yang sudah saya hasilkan: Novel Sepotong Diam.

Buku antologi pertama saya berjudul Setia Mengabdi Meski Kelas Beratapkan Langit adalah sekumpulan tulisan saya dan teman-teman di SGI Dompet Dhuafa. Buku ini bertemakan pendidikan dan tidak dijual bebas. Disimpan di perpustakaan SGI dan hanya dijadikan buah tangan untuk sesiapa saja yang berkunjung kesana.

Buku antologi kedua dan ketiga saya berturut-turut, berjudul Peluh Penawar Rindumu Indonesia dan Beta Guru Sudah, juga bertemakan pendidikan. Keduanya juga ditulis oleh saya dan teman-teman SGI. Sama seperti buku antologi pertama, kedua buku ini juga tak dijual bebas. Diterbitkan Dompet Dhuafa dan disimpan di lemari mereka. Menjadi oleh-oleh untuk orang-orang yang melakukan studi banding ke mereka.

Buku keempat saya, dialah novel Sepotong Diam. Sebuah novel yang kebetulan menjadi pemenang kedua nasional dalam sayembara menulis buku pada sebuah penerbitan.

Sedangkan buku terakhir saya adalah sebuah buku antologi, Karya Pelangi. Kumpulan kisah inspiratif tentang orang-orang disabilitas –cacat, seperti saya. Buku ini dicetak massal dan dijual bebas di toko-toko buku di seluruh Indonesia.

Bagi saya, bisa menerbitkan lima buku, adalah sebuah hal yang amazing. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bagaimana bisa?

Tak lain, semua ini karena kebiasaan saya menulis setiap hari dan mempostingnya di blog. Karena kebiasaan ini, sadar atau tidak, kualitas tulisan saya lambat laun mengalami perbaikan dan menjadi semakin bagus.

Setidaknya begitulah yang orang-orang bilang.

#6. Menjadi Blogger Favorit pada Lomba Blog Sari Husada

Ketika itu, ada lomba blog yang diadakan sebuah pabrik roti, Sari Husada. Lomba itu tentang menulis kisah inspiratif seorang perempuan dan mempostingnya di blog. Link postingan tersebut kita kirimkan ke panitia dan akan dinilai oleh dewan juri.

Seperti biasa, karena tertantang dan juga karena hadiah sejumlah uang, saya mencoba mengikutinya. Menang atau kalah urusan belakangan. Coba saja dulu.

Kalau tak salah ingat, saya menuliskan kisah inspiratif itu selama dua malam. Tentang seorang perempuan yang hanya lulusan SMA, tapi mampu mendidik semua anak-anaknya menjadi bintang kelas dan hafal Quran.

Tidak sampai disitu, ibu ini, yang kisahnya saya tuliskan juga melakukan banyak hal. Membantu perekonomian keluarga dengan berjualan di rumah, gemar bersedekah, dan rajin sekali berbuat baik. Kabar terakhir, karena kebiasaannya bersedekah itu, Ia mampu membeli beberapa hektar tanah, pekarangan rumah, dan mobil.

Kisah ibu inilah yang saya tulis dan saya ikutkan lomba. Alhamdulillah menjadi tulisan terfavorit nasional dan berhak atas sejumlah uang.

#7. Dapat Uang Jutaan

Boleh jadi, inilah yang paling menarik buat kalian. Bahwa aktivitas blogging bisa menghasilkan uang. Saya sudah membuktikannya sekarang, dari blogging, saya bisa mendapatkan uang satu atau dua juta tiap bulan. Tentu ini bukan uang yang banyak. Hanya recehan saja. Di belikan kerupuk juga dapatnya tak seberapa.

Tapi, buat saya yang meniatkan ngeblog bukan untuk mencari uang, tentu ini sebuah efek samping yang lumayan. Setidaknya cukup untuk beli kuota dan berinternet ria.

Bagaimana caranya mendapatkan uang dari blog?

Ah, ternyata mudah saja caranya. Asal kita mau belajar dan tidak putus asa. Menghasilkan uang via blog tidak semudah membalikkan telapak tangan –tapi juga tak sesusah memindahkan gunung ke depan taman. Asal tahu caranya, tidak mudah menyerah, dan tekun ngeblog, maka mendapatkan penghasilan darisana adalah sebuah keniscayaan. Gampang!

*****

Nah, seperti yang pernah saya sampaikan di awal, bahwa jika efek positif dari blogging itu diibaratkan sepiring biskuit yang menggiurkan di atas meja, maka yang saya dapatkan ini boleh jadi hanya remah-remahnya saja –atau malah belum.

Tapi mengapa saya tetap pede saja menuliskannya disini?

Tidak muluk-muluk, saya hanya berharap ada satu dua orang saja yang mau membaca tulisan ini sampai selesai dan mengikuti langkah-langkah yang sudah saya lakukan. Berlatih setahap demi setahap untuk menjadi seorang penulis melalui blogging.

Itu saja, tidak lebih.

Saya posting juga di www.bangsyaiha.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun