#2. Masuk dalam 25 Penulis Terbaik Nasional
Ini adalah lomba yang lain. Saya ikuti setelah berhasil memenangkan lomba menulis novel Sepotong Diam. Kali ini, lomba yang dilakukan adalah menulis kisah nyata inspiratif dari orang-orang disabilitas –cacat, seperti saya.
Kebetulan sekali, saya sendiri menjalani hidup sebagai pemuda pincang sejak usia satu tahun hingga sekarang. Banyak kisah-kisah menggugah yang seharusnya bisa saya bagikan. Semisal, saya harus berjalan kaki 8 km untuk sekolah SD dulu, menjadi bahan ejekan di sekolah karena kaki yang pincang, ditolak mendaftar di sekolah favorit karena keterbatasan, dan masih banyak lagi.
Semua yang saya alami bukan kisah fiksi seperti di sinetron-sinetron televisi. Ini real. Saya alami sendiri. Dan jika Ia dituangkan dalam sebuah tulisan, tentu bisa menjadi bacaan yang –semoga saja, mencerahkan. Membangkitkan semangat juang anak-anak remaja jaman sekarang.
Singkat cerita, saya pun mengikuti lomba yang diberi tajuk Karya Pelangi ini. Kegiatan ini dilakukan oleh penerbit besar. Dari sekian banyak naskah yang masuk, akan dipilih 25 kisah saja dan akan diterbitkan dalam sebuah buku.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, ketika pengumuman dikeluarkan nama saya tertera di deretan 25 penulis terbaik lainnya. Ada di urutan 17 nasional. Kabarnya, naskah yang masuk hingga ribuan. Dan mendapatkan urutan ke-17, saya rasa bukan sebuah prestasi yang begitu buruk.
Buku Karya Pelangi ini dicetak massal dan disebarkan di seluruh toko buku di Indonesia. Dan barangkali, diantara kalian yang membaca tulisan sederhana ini, ada yang memilikinya.
Jika demikian, salam kenal!
#3. Tulisan Dimuat di Koran
Kalian pernah mengirimkan tulisan dan dimuat di koran? Saya yakin sekali, diantara sekian banyak orang yang membaca tulisan ini, pasti ada puluhan atau ratusan orang yang pernah melakukan –mengirimkan tulisan ke koran. Dan saya pun percaya, diantara sekian banyak orang itu, ada satu dua orang yang berhasil dimuat tulisannya di koran. Di pajang namanya disana.
Itu keren sekali!