Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bertanam Lada Perdu atau Lada Panjat?

4 Januari 2017   15:33 Diperbarui: 4 Januari 2017   17:27 27656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nawababidin.files.wordpress.com

Berdasarkan varietasnya, ada beberapa varietas tanaman lada yang umum diusahakan di Indonesia, misalnya lada lokal bangka, petaling I, petaling II, malonan I, lampung daun kecil, lampung daun lebar, chunuk, natar I, natar II, bengkayang, ciinten, dan lanjak. Berdasarkan sharing para petani lada di berbagai grup di media sosial, bisa ditarik simpulan bahwa macam varietas lada yang ditanam tidaklah terlalu penting karena rerata produksi dan tehnik perawatannya nyaris sama saja.  

Yang lebih penting adalah bagaimana merawat tanaman lada itu dengan sebaik-baiknya karena pertanaman lada termasuk kepada pertanian intensif. Tanaman lada tidak bisa dibiarkan begitu saja setelah ditanam. Perawatan berkala, termasuk pemupukan, adalah hal yang bersifat wajib adanya. Janganlah jika sudah dikatakan bahwa lada varietas Y tahan terhadap penyakit X, lalu tidak dilakukan antisipasi terhadap pencegahan penyakit X itu. Di lapangan, sering kali teori tak seindah kenyataan.

Berdasarkan produknya, biji lada ada dua jenis, yakni lada hitam (black pepper) dan lada putih (white pepper). Lada putih dan lada hitam tadi asalnya adalah dari pohon yang sama, hanya saja, cara pengolahan buah hasil panenan yang kemudian membedakannya. Adapun lada putih dibuat dengan cara sebagai berikut:

Buah yang dipanen adalah buah yang sudah matang dan cukup tua. Ini ditandai dengan sudah kuning atau merahnya sepertiga bulir lada yang ada dalam satu tandan/tangkai buah. Umumnya buah lada untuk membuat lada putih ini sudah berumur tujuh bulan sampai delapan bulan dihitung sejak pertama kali keluar bunganya. Buah lada dimasukkan ke dalam karung goni, lalu direndam dalam air bersih selama 4-6 hari, tergantung kekerasan kulit buah lada. Setelah kulit buah lada melunak, lada lalu dibagi dua dalam karung goni. Karung diinjak-injak dan dibalik-balik agar kulit buah lada terlepas dari bijinya. Sebagian petani sudah menggunakan mesin pengupas untuk hal ini. 

Proses selanjutnya adalah menjemur biji lada yang sudah terkelupas dari kulitnya tadi. Penjemuran biasanya berlangsung selama dua sampai tiga hari, tergantung panasnya terik matahari. Lada lalu ditampi untuk memisahkan kulit dan tangkai dari bijinya. Sebagian petani sudah menggunakan mesin pengipas untuk hal ini. Biji lada kemudian disimpan di tempat yang sejuk serta kering untuk dijual jika harga sudah membaik. Puncak harga lada di Indonesia biasanya ada pada bulan puasa sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri. Selisih harganya bisa terpaut sangat jauh. Karena itu, biasanya petani menyimpan dulu lada putihnya sebelum dijual bila panen tidak bertepatan dengan saat membaiknya harga.  

Penyimpanan bisa dilakukan sampai dengan tiga tahun dengan penjemuran ulang setiap enam bulan. Penyusutan selama penyimpanan nyaris tidak ada karena biji lada kering bersifat higroskopis alias suka menyerap uap air yang ada di udara. Beberapa teman petani lada mengatakan bahwa bobot lada putihnya malah bertambah setelah disimpan sekian lama.

Sumber: www.buahunik.com
Sumber: www.buahunik.com
Adapun cara membuat lada hitam adalah sebagai berikut:

Buah lada dipanen selagi masih belum tua, antara umur lima sampai enam bulan. Cirinya adalah bulir buah sudah bernas berisi, biji sudah mulai mengeras tapi belum ada yang menguning atau memerah. Buah hasil panenan langsung dijemur sambil dibuang tangkainya. Bila sudah kering, lada hitam langsung dijual atau disimpan dulu menunggu harga membaik. Harga lada hitam lebih murah dibanding harga lada putih.

Sumber: www.ecntradingco.com
Sumber: www.ecntradingco.com
Menurut hasil uji coba para petani lada yang di-sharing di internet, secara ekonomi, membuat lada putih umumnya sedikit lebih menguntungkan daripada membuat lada hitam. Perhitungan ini dibuat setelah menghitung semua biaya dan selisih waktu yang ada dalam kedua proses. Hanya saja, beberapa jenis lada yang kulit buahnya lebih tebal, dianjurkan untuk dijadikan lada hitam saja. Sedangkan lada yang kulit buahnya tipis dan bijinya besar-besar, maka akan lebih baik jika dijadikan lada putih.  

Ada pun lada perdu dan lada panjat, kami uraikan perbedaannya sebagai berikut:

Lada panjat adalah jenis lada yang pertanamannya paling umum diusahakan di Indonesia dan di dunia. Bibitnya berasal dari stek (potongan batang) sulur panjat, dengan ciri setiap buku ruasnya memiliki akar lekat atau calon akar lekat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun