"Hanif tadi sedih dan nangis?" tanya Pak Manan setelah ia melepaskan pelukan.
Hanif mengangguk.
"Sekarang masih sedih?"
"Sedikit."
"Berhenti dulu menggambarnya, ya. Ayah mau cerita."
"Kita duduk di situ," ujar Pak Manan sambil menunjuk tempat tidur anaknya.
Mereka lalu duduk di tepi dipan.
"Hanif selalu mendengar pengumuman sumbangan masjid?"
Hanif mengangguk.
"Hanif kecewa nggak pernah dengar nama ayah disebut?"
Hanif kembali mengangguk.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!