"Jangan anggap kami orang jahat," ucap salah seorang tokoh kuat mantan lawanku.
"Kami ini patriot. Kami menginginkan kestabilan bagi negeri ini."
"Saya dan beliau," ia menunjuk seteru politiknya, "berbeda pandangan politik."
"Kami bukan teman, apa lagi sahabat. Tapi kali ini kami harus bekerja sama demi ketenangan berbangsa. Itu saja." Pening sungguh kepalaku.
Hari ini aku mengambil sedikit waktu untuk menyendiri di ruang kerjaku. Aku berusaha ngobrol santai dengan hatiku. Satu tanganku memegang selembar kertas dengan gemetar. Selembar kertas berisikan nama-nama menteri yang akan segera kuumumkan. Apa yang akan kulakukan setelah ini? Apa kunikmati saja permainan ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H