Sayang, dokter yang memeriksa melalui USG (Ultrasonography) mengatakan tak masalah dengan kandungannya. Hingga akhirnya, kandungan memasuki umur 8 bulan seminggu, Â Ardianti memeriksakan ke dokter kandungan lainnya. Hasilnya ? Â Dokter menyebut terdapat kelainan pada bagian kepala dan proses kelahiran harus melalui operasi.
Tepat usia kandungan 8 bulan 2 minggu, Â Ardianti menjalani operasi untuk melahirkan Jovinka. Paska kelahiran, dokter memberikan vonis bahwa bayi menderita jantung bocor,mikrocefali dan down syndrome. Di mana, pertama kali menghirup udara, Jovinka hanya terdiam tak mengeluarkan tangisan. Bak disambar petir di siang bolong, sang ibu tak percaya dengan kabar yang diterimanya. Namun, faktanya memang begitu adanya.
Dalam perkembangannya, di usia jalan 6 tahun, Jovinka tak hanya mengalami jantung bocor,mikrocefali dan down syndrome saja, namun, ia juga penyandang gizi buruk. Maklum, kebutuhan gizinya memang sulit terpenuhi mengingat tinggalnya di pelosok pedesaan. Â Ya Allah , kenapa anak sekecil itu harus diberi beban yang teramat sangat berat..
Itulah sedikit catatan tentang Jovinka yang sarat nestapa dan derita, mungkin pengobatan medis yang memadai bisa mengobatinya. Yang jadi masalah, biaya pendukung tak memungkinkan. Sebab, kendati menjadi penyandang disabilitas, Jovinka juga tidak mendapatkan bantuan  Program Keluarga Harapan (PKH). Sedangkan ibunya hanyalah buruh pabrik bergaji UMR. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H