Lembur sampai malam untuk membenahi kamar duafa (foto: dok pri)
Begitu pun dengan pakaian kakak beradik yang jumlahnya terbatas, sehingga kerap berhari-hari tidak ganti. Relintas langsung mengirimkan pakaian layak pakai berikut sarung yang kondisinya masih baru. Terkait hal tersebut, Bamset berpesan kepada Suliah agar lebih memperhatikan kakak serta adiknya.
Ada sisi menarik terhadap Kentar, kendati buta dan bisu, namun setiap menjelang waktunya sholat, ia akan berangkat menuju masjid yang jaraknya sekitar 1 kilometer. Menurut Suliah, sewaktu masih muda, Kentar diajari beribadah di masjid yang sama. Sehingga, meski di dekat rumahnya terdapat masjid lumayan besar, ia memilih berjalan kaki menuju masjid favoritnya. Duh, orang yang ditakdirkan menyandang cacat permanen, ternyata tak dendam dengan Tuhannya.
Sosok Kentar yang tak pernah lupa beribadah (foto: dok pri)
Mendekati hari raya Idul Fitri, lanjut Bamset, para relawan menginginkan agar dua kamar yang ditempati Kentar dan Kento bisa lebih nyaman untuk ditempati. Terkait hal tersebut, ruangan berlantai tanah segera diplester. Karena sebelumnya relawan memiliki agenda lainnya, maka pengerjaan memplester lantai terpaksa dilembur hingga malam hari. . "Kami hanya memanusiakan manusia, mereka berdua ini berhak mendapat kehidupan yang lebih baik," ungkap Bamset serius. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Humaniora Selengkapnya