Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nestapa Panjang Kentar dan Kento

14 Mei 2019   00:01 Diperbarui: 14 Mei 2019   11:21 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembur sampai malam untuk membenahi kamar duafa (foto: dok pri)
Lembur sampai malam untuk membenahi kamar duafa (foto: dok pri)
Begitu pun dengan pakaian kakak beradik yang jumlahnya terbatas, sehingga kerap berhari-hari tidak ganti. Relintas langsung mengirimkan pakaian layak pakai berikut sarung yang kondisinya masih baru. Terkait hal tersebut, Bamset berpesan kepada Suliah agar lebih memperhatikan kakak serta adiknya.

Ada sisi menarik terhadap Kentar, kendati buta dan bisu, namun setiap menjelang waktunya sholat, ia akan berangkat menuju masjid yang jaraknya sekitar 1 kilometer. Menurut Suliah, sewaktu masih muda, Kentar diajari beribadah di masjid yang sama. Sehingga, meski di dekat rumahnya terdapat masjid lumayan besar, ia memilih berjalan kaki menuju masjid favoritnya. Duh, orang yang ditakdirkan menyandang cacat permanen, ternyata tak dendam dengan Tuhannya.

Sosok Kentar yang tak pernah lupa beribadah (foto: dok pri)
Sosok Kentar yang tak pernah lupa beribadah (foto: dok pri)
Mendekati hari raya Idul Fitri, lanjut Bamset, para relawan menginginkan agar dua kamar yang ditempati Kentar dan Kento bisa lebih nyaman untuk ditempati. Terkait hal tersebut, ruangan berlantai tanah segera diplester. Karena sebelumnya relawan memiliki agenda lainnya, maka pengerjaan memplester lantai terpaksa dilembur hingga malam hari. . "Kami hanya memanusiakan manusia, mereka berdua ini berhak mendapat kehidupan yang lebih baik," ungkap Bamset serius. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun