4. Penulisan
Ketika inspirasi telah muncul segeralah menulis. Keluarkan segala hasil inkubasi selama ini. Tuangkan semua gagasan, muntahkan semuanya tanpa tersisa dalam sebuah bentuk tulisan yang direncanakan. Jangan menilai mutu tulisanmu dulu. Itu nanti pada tahap berikutnya.
Karena yang kau tulis adalah sebuah karya kasar, sebuah draft belaka. Sebuah spontanitas!
5. Revisi
Setelah "melahirkan" gagasan berupa tulisan. Rehatlah sejenak, buatlah rileks jiwa maupun ragamu.
Saat masa dramatis melahirkan tulisan usai, buka folder, buka laci, dan baca kembali hasil tulisan kasar itu.
Periksalah dan nilailah berdasarkan pengetahuan dan apresiasi yang kau miliki. Edit buang, edit tambah. Pindahkan ke atas, ke tengah, ke bawah. Potong, tambal, dan jahit berdasarkan rasio, nalar dan pola bentuk. Lalu tuliskan kembali hingga mendekati ideal. Seperti itulah proses revisi atau editing.
6. Proof Reading (tahapan tambahan)
Mintalah naskahmu dibaca oleh seseorang. Orang yang menurutmu independen dan bersikap obyektif, agar tidak ragu-ragu berkata jelek atau bagus kepada kita penulisnya.
Anda ingin menjadi penulis? Untuk itu penting bagi kau mencari ide-ide, gagasan, permasalahan, dan makna-makna. Kesibukan sedemikian rupa menjadikan dirimu orang yang kreatif yang selalu terlibat dalam kehidupan secara pekat atau intens. Itu bekal utama.
Bagaimana ide itu dapat dengan baik dan tuntas dituangkan dalam bentuk cerpen? Maka dari itu kita ada di sini, saudara-saudaraku!