3.3.j. Koneksi Antar Materi - Modul 3.3
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3
BAMBANG SUMARIYONO
CGP A 11 KAB BLORA
Perkenalkan
ANDRI SUTIKNO Fasilitator
HIDAYATUL FITRI Pengajar Praktik
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan koneksi antar materi yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.
PERASAAN SETELAH MEMPELAJARI MODUL INI
"Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid"
Saya merasa penasaran, senang sekaligus tertantang. Saya penasaran karena menurut saya program-program yang ada di sekolah juga tujuannya berdampak positif pada Murid, lalu kenapa di PGP juga ada materi ini, apa bedanya dengan program-program di sekolah sebelumnya?.
Ketika sudah mulai mempelajari modul ini saya mulai memahami maksud modul ini yaitu bagaimana program atau kegiatan di sekolah melibatkan murid baik dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai refleksi dan evaluasi.
Saya juga merasa senang karena mendapat pencerahan di modul ini, yaitu bahwa untuk menumbuhkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar murid, dan murid harus dilibatkan sejak awal dalam program yang akan dilaksanakan.
Setelah mempelajari modul ini Saya jadi merasa tertantang untuk bisa menerapkan konsep ini di sekolah, semoga apa yang dipelajari tentunya sangat bermafaat untuk kejuan pendidikan di masa yang akan datang.
Selama mempelajari modul ini saya merefleksikan kembali program-program di sekolah apakah sudah melibatkan murid atau belum baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya.
Hal yang mungkin masih perlu ditingkatkan adalah keterlibatan saya dalam diskusi asinkronous di LMS baik dengan rekan CGP maupun dengan Bapak Ibu Pengajar Praktik, fasilitator juga Instruktur.
INTISARI YANG DIDAPATKAN DARI MODUL INI
Modul 3.3 ini berisi tentang bagaimana mengelola program atau kegiatan di sekolah baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler agar berdampak positif pada Murid. Sebelum menyusun program yang berdampak positif pada Murid kita harus tahu dulu konsep student agency yang dalam hal ini diterjemahkan menjadi Kepemimpinan Murid.
- Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Peran kita sebagai pendidik adalah mendampingi murid dan mengurangi kontrol kita terhadap mereka agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
- Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif, dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Ketika murid menunjukkan agency dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri
- Melalui proses yang seperti ini, murid-murid akan secara alamiah mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka dan bukan hanya untuk saat ini.
- Murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency), mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice ), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Dengan suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya.
- Tugas guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
- Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya
- Sebagaimana padi yang hanya akan tumbuh subur pada lingkungan yang sesuai, maka kepemimpinan murid pun akan tumbuh dengan lebih subur jika sekolah dapat menyediakan lingkungan yang cocok. cocok. Lingkungan yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid- muridnya secara optimal.
Lingkungan yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah:
1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.
2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah.
3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non- akademiknya.
4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya
5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan
6. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.
KETERKAITAN YANG DAPAT SAYA LIHAT ANTARA MODUL INI DENGAN MODUL-MODUL SEBELUMNYA
Setelah mempelajari materi pada modul ini ada perubahan cara pandang saya terhadap pengelolaan sebuah program atau kegiatan di sekolah, baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Murid harus diberi kepercayaan untuk berada dalam kursi kemudi proses belajar mereka, sehingga mereka akan lebih bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatannya dalam proses belajarnya.
Dalam Modul 1.1 Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Berlandaskan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut maka penting bagi kita untuk dapat mengelola program di sekolah baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler agar berdampak positif bagi Murid dengan mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid pada program tersebut
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan guru-guru yang memiliki nilai-nilai (modul 1.2): (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif. Dengan nlai-nilai tersebut kita dapat berperan dalam mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency) sehingga program-program di sekolah yang berdampak positif pada Murid dapat terwujud. Dalam menyusun sebuah program tentu saja perlu diawali dengan memetakan aset yang ada di sekolah (modul 3.2) untuk selanjutnya dibuat Prakarsa Perubahan (modul 1.3).
Selanjutnya Prakarsa perubahan ini kita wujudkan dengan Langkah-langkah inquiri apresiatif BAGJA. Untuk mendukung terwujudnya Prakarsa perubahan tersebut, diperlukan lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid- muridnya secara optimal (modul 1.4).
Salah satu penerapan modul 3.3 dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi (modul 2.1). Diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, kemudian meminta pendapat murid kegiatan apa saja dalam pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar mereka, Selanjutnya guru tinggal menyusun Langkah-langkah pembelajaran yang juga melibatkan murid baik dalam pelaksanaan maupun refleksinya. Agar pembelajaran lebih menyenangkan dan Murid dapat hadir sepenuhnya maka perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional (modul 2.2) di dalamnya.
Terkadang dalam mempromsikan suara murid kita akan berhadapan dengan pilihan-pilihan dilematis yang sama-sama benar namun saling bertentangan, untuk itu diperlukan pemahaman kita tentang konsep-konsep yang telah di pelajari di modul 3.1, yaitu: 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Sebuah program pasti membutuhkan bebagai sumber daya yang ada di sekolah. Untuk itu penting bagi kita untuk dapat mengidentifikasi sumber daya yang ada di sekolah (modul 3.2) yang dapat dimanfaatkan untuk terlaksananya program tersebut dengan baik.
PERSPEKTIF SAYA TENTANG PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID
Sebuah program akan berdampak positif pada Murid jika sejak mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi dan refleksi melibatkan Murid di dalamnya. Murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.
Dengan menempatkan murid pada kursi kemudi maka murid akan secara alamiah mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar) yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka bukan hanya untuk saat ini saja.
Menurut OECD (2019), Murid diminta untuk berpendapat bukan berarti mereka hanya menyuarakan untuk kepentingan sendiri dan mengesampingkan kepentingan murid lain, bukan pula menyuarakan sebebas-bebasnya apapun yang mereka mau. Murid tetap membutuhkan dukungan dari orang dewasa untuk menjalankan hak bersuara, memilih dan mewujudkan potensi mereka.
Pengalaman Sebelumnya
Selama ini program atau kegiatan yang ada di sekolah belum secara penuh melibatkan Murid dalam pengelolaanya, baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya. Bapak Ibu/guru punya ide/gagasan kemudian di buat program, selanjutnya program tersebut diberikan ke Murid untuk dilaksanakan.
Dalam pembelajaran pun seperti itu, Guru lebih sering melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai seleranya sendiri tanpa meminta pendapat murid tentang pembelajaran seperti apa yang mereka sukai, akibatnya motivasi Murid mengikuti kegiatan pembelajaran juga kurang karena tidak adanya rasa memiliki.
Rencana Penerapan Ke Depan
Setelah mempelajari modul ini, ke depan saya akan berusaha menerapkan pehamaman saya dari modul ini di sekolah.
Saya akan berusaha mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan Murid dalam pembelajaran di kelas sehingga diharapkan motivasi Murid untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat.
Saya akan mengkomunikasikan konsep dimodul ini dengan kepala sekolah dan rekan sejawat.
Saya akan berusaha mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan Murid dalam program-program yang saya terlibat di dalamnya.
SEHARUSNYA PROGRAM-PROGRAM ATAU KEGIATAN SEKOLAH HARUS DIRENCANAKAN, DILAKSANAKAN, DAN DIEVALUASI AGAR PROGRAM-PROGRAM TERSEBUT DAPAT BERDAMPAK POSITIF PADA MURID
Perencanaan Penerapan di Sekolah
Sebelum menyusun sebuah program maka perlu dilakukan analisis:
- Aset/kekuatan/modal/potensi sekolah/murid/komunitas yang teridentifikasi dapat berdampak positif pada Murid.
- Tantangan, keresahan, yang perlu dilampaui.
- Aksi yaitu kontribusi individu pendidik yangdapat dimanfaatkan untuk mewujudkannya
- Pembelajaran bermakna atau adab-kebiasaan yang diharapkan tumbuh dan melekat, dibawa Murid hingga dewasa.
Hasil dari analisis ATAP tersebut diperoleh Prakarsa Perubahan. Selanjutnya Prakarsa Perubahan ini diwujudkan dengan langkah-langkah Inquiry Apresiatif BAGJA.
B (Buat Pertanyaan)
Pertanyaan:
Bagaimana guru dapat melakukan pembelajaran yang bermakna bagi murid?
Tindakan:
- Diskusi dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan rekan guru untuk merancang
- suatu kegiatan yang merupakan penerapan dari pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermakna.
- Menggali informasi murid tentang kegiatan yang merupakan penerapan pembelajaran agar bermakna bagi murid
A (Ambil Pelajaran)
Pertanyaan:
- Aktivitas apa saja yang menarik bagi murid?
- Apa yang disukai murid sehingga mereka terlibat aktif dalam pembelajaran agar bermakna
- Program yang bagaimana yang merupakan progam penerapan pembelajaran
Tindakan :
- Guru memberikan pertanyaan terbuka kepada murid
- Berdiskusi dengan murid untuk mengidentifikasi kegiatan yang sekiranya dapat merangsang murid untuk berpikir kreatif, kolaborasi, dan bertanggung jawab
- Berdiskusi dengan murid untuk menemukan program yang merupakan penerapan pembelajaran agar bermakna?
G (Gali)
Pertanyaan:
Program seperti apa yang merupakan penerapan pembelajaran agar Pembelajaran bermakna dan
dapat mampu memberikan dampak yang positif dalam diri murid?
Tindakan :
- Meminta murid membayangkan/memikirkan program yang merupakan penerapan pembelajaran agar Pembelajaran bermakna dan dapat mampu memberikan dampak yang positif dalam diri murid
- Meminta murid mempresentasikan atau menyampaikan program membuat kesimpulan program yang merupakan penerapan pembelajaran agar bermakna
J (Jabarkan Rencana)
Pertanyaan:
Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran bermakna bagi murid?
Bagaimana rancangan program yang dapat mewujudkan pembelajaran bermakna bagi
murid?
Tindakan:Â
- Meminta murid menyebutkan program dan menyusun rencana kerja
- Guru membentuk kelompok
- Guru menyampaikan rencana tentang Praktik Jual Beli Karya Murid
- Berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru dan OSIS terkait pelaksanaan Praktik
A (Atur Eksekusi)
Pertanyaan:
- Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ?
- Kapan akan dilaksanakan?
- Bagaimana memastikan kegiatan berjalan sesuai rencana?
Tindakan:
- Membuat tim kerja
- Membentuk kelompok, membagi tugas dalam setiap kelompok
- Bersama murid menyepakati waktu pelaksanaan
- Mendampingi dan memantau murid dalam menyusun rencana, pelaksanaan dan pelaporan
Salam dan Bahagia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI